Mohon tunggu...
Muhammad FachriNajih
Muhammad FachriNajih Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Mapel Bahasa Jawa di MAS Sholahuddin, Demung Kerangkulon Wonosalam Demak Jawa Tengah. dengan tugas tambahan sebagai WAkil Kepala Bagian Sarana Prasarana

Saya seorang pengajar ekstra Seni Musik, lebih berfokus pada musik religi Islam (rebana) baik dalam ranah olah Vokal, Rebana Tradisional, maupun Rebana Kontemporer. selain di bidang seni, saya lebih sering menghabiskan waktu untuk membaca dan olah raga (untuk saat ini tenis meja) Kepribadian yang terbuka, suka 'berjagong ria' , serta menginginkan hal yang baru (belum pernah dicoba, walau minim pengetahuan) untuk dilakukan, merupakan kepribadian yang oaling menonjol pada diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

H. M. Ali Akmadi, SE

22 Februari 2023   08:06 Diperbarui: 22 Februari 2023   18:24 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

H. M. ALI AKHMADI, SE

Ali akhmadi adalah anak dari H. Zaenal Arifin dan H. Kamnah. Beliau lahir dari keluarga yang sederhana tepatnya pada tahun 1976 Bulan Agustus tanggal 21. Sedari kecil Ali Akhmadi selalu dididik dengan konsep entrepreneurship yang sangat ketat, sampai memiliki konsep apapun yang dikerjakan harus bisa menghasilkan pendapatan, termasuk saat menjadi pelajar. Ali kecil memulai pendidikan di SD Kerangkulon 1, dan melanjutkan di SMP N 2 Demak. 

Ketika ia beranjak ke pendidikan menengah, Ali melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Demak. Setelah lulus dari SMA, Ali remaja melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Sultan Agung Semarang, jurusan Ekonomi Murni, yang berharap kelak akan menjadi seorang pengusaha sukses, dengan pendidikan yang mumpuni. Ali Akmadi menikah dengan teman sekelasnya ketika dulu di SMA N 1, dan sekarang sudah dikaruniai 2 anak, satu laki-laki dan satu perempuan.

Tanpa diduga dan disangka, Ali Akhmadi yang seorang Mahasiswa Ekonomi, dipaksa menjadi Kepala Madrasah usia 21 Tahun. Ia diberi mandat oleh mendiang ayahnya, untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan yang dibangunnya, tepatnya Madrasah Aliyah Sholahuddin. Tertegun Ali Akhmadi menerima kabar berita tersebut, pasalnya Ali tak memiliki beground seorang pemimimpin dikalangan pendidikan, sedang usianya masih muda, belum juga menikah. 

Dengan berbagai dorongan Pak Ali (Sebutan murid untuk dirinya) mulai menerima mandat tersebut, sambil belajar ilmu pendidikan secara otididak. Dalam awal karir menjadi kepala Madrasah, Ali akhmadi di Bantu 4 pionir pendiri Sholahuddin. Satu bernama K. Abdul Wakhid, seorang lulusan Pondok Pesantren Jawa Timur yang bertugas penyusun konsep arah tujuan Madrasah kedepan. 

Kedua Baedhowi, yang diberi mandat untuk menyusun konsep pendidikan kelas yang akan diajarkan di MA Sholahuddin, pasalnya Pak Dhowi, seorang lulusan sarjana Pendidikan Agama. Yang Ketiga, H. Soedharto, seorangn menantu H. Zaenal Arifin yang menjadi seorang DPRD, yang bertugas mencari keabsahan izin berdirinya madrasah. Yang Terakhir K. Daman Huri, Seorang tokoh agama yang bertugas meberi dukungan kerohanian dalam konsep pendidikan di MA Sholahuddin.

Pak Ali, memang bukan seorang figur yang berbesic Pendidikan, akan tetapi karena kerja kerasnya, dan dukungan dari berbagai pihak, Pak Ali mampu menjadi kepala Madrasah selama 23 Tahun (sampai tahun ini; ditulis tahun 2023), yang memberikan bukti perkembangan yang signifikan di MA Sholahuddin. Ali Akmadi memang salah satu figur yang patut dicontoh akan integritasnya, loyalitasnya, serta kesungguhannya dalam menjalankan kehidupanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun