Dengan begitu, surat kabar tetap akan menjadi surat kabar yang seutuhnya: sumber informasi penting yang dipelihara, bukan menjadi sampah yang selesai dibaca langsung dibuang ke tempat sampah atau dijadikan pembungkus barang dan alas sajadah saat salat Idul Fitri.[]
Sumber:
- "Pers Indonesia dari Zaman Hindia Belanda Sampai Masa Revolusi: 'Medan Prijaji', Koran Politik Pribumi" oleh Haryadi Suadi.
- "Spirit Pelopor Pers Mahasiswa" oleh Agus Sopian.
- "Polemik Sejarah Pers Indonesia" oleh Andreas Harsono.
- "Sekilas Sejarah Pers Nasional" oleh Tribuana Said.
- "Di Antara Onak dan Ranjau Pembredelan" oleh Panda Nababan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!