Mohon tunggu...
Fachrudin Alfian Liulinnuha
Fachrudin Alfian Liulinnuha Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya sekedar freelance

Hanya ingin sekedar berbagi, bukan menggurui....

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenyang dan Bahagia di ASEAN Food Festival

2 April 2017   03:36 Diperbarui: 2 April 2017   03:51 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ASEAN Food Festival (Dokumentasi Pribadi)

"Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan makanan". (Frederick E Crane)

Perkataan Frederick E Crane, seorang Pengacara dan Politisi dari Amerika Serikat diatas sangat menarik ketika menjelaskan tentang eleman-eleman yang bisa membahagiakan seseorang. Apalagi ketika menghubungkan antara kebahagiaan dan makanan, dua hal yang menurut saya mempunyai ikatan batin yang sangat kuat. 

Apa benar makanan dan perut kenyang bisa bikin orang bahagia? Tapi tentu tidak semua makanan bisa membuat hati anda berbunga-bunga, apalagi kalau perut terlalu kekenyangan, jelas bikin gak enak. Tapi saya beruntung, pada suatu malam di tanggal 08 Maret 2017, ucapan seorang Frederick bisa saya buktikan. Bahwa sebuah makanan memang bisa menghadirkan sebuah kebahagiaan.

Yups, malam itu saya bersama empat kawan Kompasianer Jogja "lagi-lagi" mendapat undangan spesial dari Swiss-Belhotel Yogyakarta untuk menghadiri acarai  Opening "ASEAN Food Festival". Acara yang bertempat di Swiss-Cafe & Restaurant ini adalah upaya dari pihak Swiss-Belhotel Yogyakarta untuk memperkenalkan makanan-makanan khas Asia Tenggara kepada para tamu hotel, khususnya para wisatawan asing. Hal ini tentu menjadi ajang  promosi kuliner ASEAN yang menarik, walaupun belum bisa keliling Asia Tenggara, tapi tetap bisa merasakan kelezatan dan kenikmatan makanan-makanannya.

Kehadiran saya malam itu disambut bak tamu agung, dengan rasa hormat dan sopan, para pegawai hotel mempersilahkan saya untuk langsung menuju venue acara. Suasana glamour langsung tercipta ketika saya masuk ke dalam Swiss Cafe. Kursi berwarna merah dan putih sudah tertata rapi, di atas meja kacanya sudah disiapkan sendok, garpu dan tisu. Tidak ketinggalan, sederet makanan dari berbagai negara ASEAN sudah siap tersaji dengan rapi. Sebelum melakukan aktivitas dinner, tidak lupa saya untuk memotret makanan-makanan tersebut sebagai bagian dokumentasi untuk menulis artikel ini.

Suasana di dalam Swiss Cafe (Dokumentasi Pribadi)
Suasana di dalam Swiss Cafe (Dokumentasi Pribadi)
Ada kurang lebih 15 menu ASEAN yang dihadirkan malam itu, nama makanannya aja saya jarang mendengar, apa lagi merasakannya, hehe.  Diantara menu-menu tersebut ada "Singapore Chili Crab, Nasi Lemak, Wonten Noodles, Tom Yum Goong, Sago Gula Malaka, Custard Pumpkin, Heinan Chicken, Beef Blackpepper, Es Kacang Merah dan Rujak Singapore". Siapa yang tidak merasa bahagia dan ngiler bisa diberi kesempatan menikmati makanan itu semua secara "Free", sebuah kebahagiaan sempurna yang diberikan Swiss-Belhotel kepada saya dan kawan-kawan Kompasianer Jogja. Terima kasih sebelumnya.

Heinan Chicken (Dokumentasi Pribadi)
Heinan Chicken (Dokumentasi Pribadi)
Sago Gula Malaka (Dokumentasi Pribadi)
Sago Gula Malaka (Dokumentasi Pribadi)
Acara dibuka dengan sambutan dari pihak Manager Swiss-Belhotel Yogyakarta. Setelah itu, Para tamu undangan dimanjakan dengan hiburan Tari Zapin Khas Melayu, gerakan tarian yang diiringi musik melayu dan dibawakan oleh seorang laki-laki dan perempuan itu sangat rancak, dinamis dan memukau. Setelah menikmati hiburan Tari Zapin, Acara inti yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu dinner dengan menu makanan khas ASEAN. 

Para tamu pun saling menyebar satu persatu-persatu, menghampiri makanan yang ingin dinikmatinya. Tergambar jelas rona kebahagiaan di wajah mereka, suasana santai dan ceria begitu terasa. Lambat laun alunan musik keroncong terdengar, menambah kesyahduan malam itu.

Tari Zapin Melayu (Dokumentasi Pribadi)
Tari Zapin Melayu (Dokumentasi Pribadi)
Saya sempat bingung darimana akan mengawali makanan yang begitu banyak ini. Pandangan saya sejenak tertuju pada Singapore Chili Crab, saya terpukau akan penampilannya yang begitu menggoda dengan bumbu berwarna kecoklatan yang menyelimuti kepitingnya. Tak perlu waktu lama, kepiting khas singapura dengan bumbunya yang menggiurkan ini sudah berada di atas piring besar yang saya bawa. Sebegai pelengkap, saya menambahkan dengan beberapa udang tepung dan Beef Blackpepper (Daging sapi lada hitam). Untuk urusan nasi, nanti giliran ronde kedua. Semoga perut dan waktunya cukup, hehehe....

Singapore Chili Crab (Dokumentasi Pribadi)
Singapore Chili Crab (Dokumentasi Pribadi)
Makanan pembuka (Dokumentasi Pribadi)
Makanan pembuka (Dokumentasi Pribadi)
Sensasi pedas dan gurih langsung terasa begitu kepiting ini menyentuh lidah, dagingnya terasa empuk dan bumbunya cukup pedas, tapi sangat merasuk, nikmat dan segar. Lebih afdol rasanya makan kepiting pakai tangan, sedikit kerepotan kalau harus pakai sendok atau garpu. Dengan memakai tangan, saya bisa menelusuri celah-celah dagingnya dan menghisap bumbu kentalnya yang pedasnya nendang banget. Untuk mengobati sengatan rasa pedas Singapore Chili Crab, saya mencoba kesegaran es kacang merah yang didalamnya sudah dilengkapi dengan rumput laut. Rasanya manis dan sangat menyegarkan, di tenggorokan terasa dingin dan mak nyess..

Setelah puas menikmati pedas dan gurihnya Singapore Chili Crab, buruan saya selanjutnya adalah Nasi Lemak khas Malaysia. Makanan ini bisa dikatakan sebagai makanan nasionalnya orang Malaysia. Dimasak dengan santan kelapa, membuat nasi lemak mempunyai citarasa gurih dan lezat. Saya melengkapi sajian nasi lemaknya dengan ikan teri, gulai daging, ayam goreng, kering tempe dan irisan telur dadar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun