ARTIKEL UMKM:
 BASRENG CIMOL CEPOT MAKNYUS IBU NUR Â
OLEH:
 FACHRI PUTRA PERDANA Â
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, PROGRAM STUDI AKUNTANSIÂ
UNIVERSITAS BINANIAGA KOTA BOGOR
Basreng merupakan makanan ringan yang menjadi favorite masyarakat Indonesia yang memiliki sensasi sendiri seperti renyah, gurih dan pedas yang digemari oleh beberapa kalangan. Tingginya minat terhadap basreng ini membuat peluang besar untuk memulai usaha bisinis UMKM. Usaha ini dapat dimulai dengan modal relatif kecil, menjadikannya pilihan menarik bagi orang-orang yang ingin memulai usaha dengan modal terbatas dan bahan bahannya pun mudah di dapatkan. Menurut survey yang dilakukan oleh tokopedia, basreng menjadi makanan kekinian paling laris pada tahun 2022. Yang menjadikan alasan basreng digemari beberapa kalangan masyarakat adalah harganya yang terjangkau murah dan mudah ditemukan dimana saja.
Awal Mula Usaha Â
 Usaha basreng ini dikelola oleh Ibu Nur, Ibu Nur ini memulai usahanya setelah covid 19 sekitar tahun 2022. Ibu Nur memulai usahanya dengan modal Rp. 1,000,000 -- Rp. 1,500,000, dimana ia membeli gerobak , tabung gas, kompor, dan bahan-bahan lainnya untuk memulai usahanya. Ibu Nur menjajakan dagangannya didepan Universitas Pakuan dari awal berdagang hingga saat ini. Target pasar Ibu Nur adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Pakuan sebagai pembeli utamannya. Harga per basrengnya adalah RP. 1,000. Ibu Nur berjualan dari jam 09.00 WIB -- 19.00 WIB, per harinya Ibu Nur mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 450,000 bila ramai jika dagangannya sedang sepi Ibu Nur hanya mendapatkan Rp. 300,000 perharinya
Kendala
  Meski dagangannya diminati banyak orang basreng Ibu Nur tidak lepas dari berbagai kendala. Kendala yang sering dialami oleh Ibu Nur adalah sepinya pembeli yang dimana dia harus membawa sisa dagangannya kembali, selain sepinya pembeli Ibu Nur juga harus menghadapi naik turunnya harga bahan-bahan seperti harga baso yang naik, harga bumbu naik seperti bumbu balado, barbeque, keju manis, gurih. Selain bumbu kadang harga gas pun ikut naik. Modal per hari Ibu Nur untuk berdagang adalah Rp. 300,00 bila harga bahan-bahan dan yang lainnya tidak naik, jika harga bahan-bahan dan yang lainnya naik modal per haripun bisa lebih besar. Persaingan antar pendagangpun tida bisa dihindari oleh Ibu Nur yang menjadikan hal tesebut kedalam kendala jualan Ibu Nur. Terlebih kurangnya variasi menu menjadikan kendala tambahan bagi usaha tersebut.
Solusi
  Untuk mengatasi berbagai kendala dalam usaha basrengnya, Ibu Nur menerapkan beberpa strategi sederhana namun sangat efektif. Saat harga bahan-bahan dan perbumbuan naik Ibu Nur mengurangi jumlah harga belanja agar harga jual tetap terjangkau bagi pembeli. Untuk persaingan dengan pedagang lainnya Ibu Nur tidak terlalu menghawatirkan dikarenakan rezeki sudah ada yang mengangatur. Perihal kurangnya variasi menu Ibu Nur menambahkan beberapa menu seperti otak-otak goreng crispy dan cimol.
Harapan Usaha Kedepannya
  Ibu Nur berharap usahanya bisa terus berjalan lancar dan tetap diminati masyarakat. Beliau ingin basreng yang dijualnya tidak hanya menjadi pilihan jajanan sehari-hari, tetapi juga semakin dikenal oleh banyak orang. Harapan lainnya adalah dapat terus melayani pembeli dengan ramah dan menjaga kualitas rasa, agar pelanggan lama tetap setia dan pelanggan baru pun semakin tertarik mencoba dagangannya. Selain bertambahnya pembeli Ibu Nur berharap memiliki toko sendiri agar tidak susah payah mendorong gerobaknuya setiap hari.
Saran Dan Masukan
   Agar jualannya Ibu Nur ramai pembeli sebaiknya Ibu Nur menambahkan beberapa menu dagangan yang kekinian dan banyak diminat oleh banyak kalangan. Sebaiknya juga Ibu Nur mereparasi dan mendekorasi gerobaknya agar lebih menarik dilihatnya.
KesimpulanÂ
  Perjalanan usaha basreng Ibu Nur memperlihatkan bagaimana seorang pelaku UMKM mampu bertahan dan berkembang di tengah berbagai tantangan. Dari awal yang sederhana dengan modal seadanya dan penghasilan harian yang sudah cukup untuk menghidupi keluarganya, kini usahanya semakin mapan dengan pendapatan lebih besar. Konsistensi dalam menjaga cita rasa, menambahkan menu baru, serta kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman, seperti menyediakan layanan pembayaran non-tunai dan menyiapkan tempat makan di lokasi penjualan, menjadi kunci keberhasilan usahanya.
   Selain kualitas produk, keramahan dan pelayanan yang diberikan juga menjadi faktor penting yang membuat pelanggan merasa nyaman. Hal ini membuktikan bahwa dalam dunia kuliner, menjaga hubungan baik dengan pelanggan sama pentingnya dengan menjaga cita rasa makanan itu sendiri. Walaupun menghadapi kendala seperti naiknya harga bahan baku, cuaca, hingga persaingan dengan pedagang lain, semangat Mang Iwan untuk terus bertahan dengan prinsip "kalau saingan itu tidak penting yang penting itu rasa, orang juga bisa menilai" menjadikan usahanya tetap diminati masyarakat.
   Dengan demikian, perjalanan usaha ini menegaskan bahwa UMKM bukan hanya penggerak ekonomi keluarga, tetapi juga penjaga tradisi kuliner lokal. Lumpia basah Mang Iwan menjadi contoh nyata bagaimana jajanan sederhana dapat bertahan lintas generasi, berinovasi tanpa meninggalkan cita rasa khas, serta memperkaya keragaman kuliner tradisional yang masih digemari hingga kini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI