Mohon tunggu...
Fakhruddin Masse
Fakhruddin Masse Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Selalu ingin bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maafkan aku Pahlawanku

25 Desember 2014   17:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia bukan seorang malaikat yang memiliki sayap, atau kemampuan untuk terbang menjaga kita, dia bukan pula seorang yang memiliki semua kesempurnaan yang kita tuntut untuk dia miliki. Dia bukan malaikat, yang sempurna. Dia hanyalah seorang yang ada disaat kita sedang jatuh, sedang down. Dia hanya seorang yang mampu menjaga kita di hidup kita, menjaga keselamatan kita.

Dialah pahlawan yang kita panggil Ayah, seseorang yang selalu bertanggung jawab dalam hidup kita, saat kita jatuh, saat kita sukses, dia selalu menjaga setiap keadaan kita.

Kita tidak dituntut untuk berterimakasih untuk semua yang dia lakukan, kita tidak dituntut bayaran untuk semua perlakuannya kepada kita, yang Ayah kita minta hanyalah selalu sehat, menjaga diri kita, belajar yang baik, bekerja yang baik. Berbakti pun bukan Ayah kita yang minta, tapi, karena itu memang adalah tugas kita kepadanya.

Pernahkah kita meminta ayah kita melindungi kita dari kecil sampai besar? Pernahkah kita meminta ayah kita menyayangi kita sampai besar? Tidak kan?.

Bekerja keras, membiayai sekolah, bergegas saat kita sakit. Siapa yang mengurusi kita saat kita seperti itu? Ayah kan?

Ayah kita buka seorang malaikat yang ketika kita sakit, harus segera terbang ke rumah sakit membawa kita, tapi dia seperti malaikat, yang mampu menyelamatkan kita dengan cepat. Dengan semua tenaganya yang dia berikan untuk menjaga kita.

Ikhlas, tulus, penuh kasih sayang dan bertanggung jawab adalah sifat yang selalu saja ditunjukkan ayah kita kepada kita. Tak bosan – bosannya dia menunjukkan rasa itu, bahkan dihadapan teman kita, dia tidak malu menunjukkan itu.

Sebagai seoarang anak, saatnya kita harus sadar, kalau ada seorang pahlawan yang benar – benar pahlawan, tak pernah meminta sebuah ucapan terimakasih, bahkan meminta imbalan.

Bukan karena terpaksa, bukan karena keharusan ataupun karena sebuah kewajiban. Tapi itulah ayah, yang berhati lebih dari malaikat. Benar – benar menjaga kita, dimanapun kita berada.

Beruntunglah orang yang dari kecil memiliki pahlawan itu, banyak orang yang kehilangan pahlawannya, bahkan sedari kecil, ia sudah kehilangan pahlawannya, bahkan tak sempat bertemu dengan pahlawannya atau melihat wajah pahlawannya.

Jadi lah orang yang menghargai ayah kita, mungkin dia keras kepada kita, mungkin dia penah memukuli kita. Tapi, apakah itu karena dia benci? Atau bahkan dia marah? Tidak! Dia tidak marah, atau benci kepada kita, dia takut, kalau kita nakal, dia takut kalau kita berbuat jelek diluar. Karena itulah salah satu caranya dalam menjaga kita, menjaga kita dari buruknya kehidupan, menjaga kita dari pergaulan yang sudah semakin hancur.

Untuk kita yang masih merasakan keberadaan ayak kita, berterimakasih lah, belajarlah mulai dari sekarang untuk mencium tangannya, bahkan memeluknya jika kita tidak bisa berkata terimakasih padanya.

Ayah tidak menginginkan kita untuk sukses, untuk menjadi orang hebat, jikalau itu membuat kita terancam, membuat kita dekat dengan bahaya. Ayah lebih menginginkan kita menjadi orang yang biasa – biasa saja yang penting kita bisa selamat didunia ini, karena kalau kita mengalami musibah, itu sama saja kita mengecewakan ayah kita.

Mulai dari sekarang, lihatlah baik – baik wajah ayahmu, sudah berapa banyak yang ia korbankan untuk melindungimu? Tataplah dia baik – baik, ucapkan lah rasa sayangmu padanya, bila kamu bisa, peluk eratlah tubuhnya dan ucapkan kalau kamu sayang sama dia. Jangan biarkan ayah kamu pergi, dan kamu merasa kehilangan, karena ternyata, ada pahlawan yang selama ini tidak kita tahu keberadaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun