Mohon tunggu...
Achmad Faizal
Achmad Faizal Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di MA Unggulan Nuris dan Ma'had Aly Nurul Islam Jember

pendidik yang masih terus belajar, memahami, bertindak semampu hati, akal, dan tenaga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Despacito hingga Melanggar Hukum, Musik Asyik yang Tak Layak Didengarkan

25 November 2017   03:42 Diperbarui: 25 November 2017   05:15 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pasito a pasito, suave suavecito,

Langkah demi langkah, lembut demi lembut,

Nos vamos pegando, poquito a poquito.

Kita akan menangkap sedikit demi sedikit.

Hasta provocar tus gritos,

Untuk membuatmu menjerit.

Y que olvides tu apellido.

Dan kau akan melupakan nama akhirmu.

   Jika kita lebih jeli membaca makna lirik teks Desapcito, pasti kita memahami lagu ini seperti berisi pemujaan terhadap gadis impian seorang penyanyi atau pencipta lagu. Bahkan lebih tepatnya, terdapat unsur ajakan bercumbu atau "mesum". Astagfirullah.

Ternyata, sebagai penikmat musik pun perlu cerdas bukan? Dentingan musik, irama melodi, derap ritme bahkan dentuman dram butuh dinikmati dengan kritis agar kita tidak terjebak dalam arus perusakan moral dan etika secara softcontact. Tentu, dengan lajur informasi yang semakin canggih dan cepat, siapa pun mudah mendengarkan lagu ini. Jika anak-anak dibawah standar yang menyimak apa jadinya?

Sebenarnya, sudah banyak lagu dari Indonesia pun juga yang kurang layak didengarkan dan menjangkiti anak-anak bangsa meski tak sefenomenal Desapcito. Sebut saja, Hamil Duluan(Tuty Wibowo), Mucikari Cinta(Rimba Mustika), Melanggar Hukum(Moza Kirana), Gak Zaman Punya Pacar Satu(Lolita) dan masih banyak yang lainnya. Deretan lagu yang kurang layak ini sudah sepantasnya tidak mendapat kesempatan tayang di berbagai media karena dapat merusak pola pikir generasi bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun