Â
Pengetahuan itu bukan cuma tumpukan fakta yang disimpan rapi di lemari otak kita. Pengetahuan itu hidup ia tumbuh, bisa bernapas, dan bisa rapuh kalau kita abaikan.Â
Sama kayak anak kecil yang baru belajar jalan, pengetahuan juga butuh dirawat dan dibimbing. Sayangnya, yang sering kita lupakan justru rasa penasaran itu sendiri. Kalau keingintahuan terus dipadamkan, gimana pengetahuan bisa berkembang?
Sekarang ini, kita hidup di zaman yang serba cepat dan pengen semua serba instan. Rasa penasaran sering dianggap remeh, bahkan dikira bikin ribet. Padahal justru dari sanalah semua peradaban lahir.Â
Sejarah nggak digerakkan sama orang yang udah tahu segalanya, tapi oleh mereka yang pengin tahu. Galileo misalnya, dia nggak tiba-tiba ngerti langit dia gelisah dan penasaran. Einstein juga, bukan karena dia tahu banyak dari awal, tapi karena dia nanya lebih banyak dari orang lain. Â
Kalau dipikir-pikir, keingintahuan itu syarat utama buat bikin pengetahuan tetap hidup. Tanpa rasa ingin tahu, pengetahuan cuma jadi dogma---diterima mentah-mentah, tanpa dipertanyakan. Di dunia pendidikan pun, kita sering banget terlalu fokus ngasih tahu ini-itu, tapi lupa ngasih ruang buat bertanya.Â
Akhirnya, banyak murid yang jago mengulang, tapi nggak bisa menggugat. Padahal, belajar itu bukan soal hafalan, tapi soal keberanian menjelajah pikiran.
Merawat rasa penasaran itu kayak jaga api kecil di dalam diri. Api itu bisa padam kalau ditekan terus, tapi bisa nyala besar kalau dikasih oksigen---kebebasan. Di sinilah sebenarnya tugas pendidikan yang paling penting: bukan cuma masukin isi kepala, tapi jaga supaya jiwa kita tetap bertanya dan rindu kebenaran. Karena dari situlah kita bisa pulang dengan kebenaran yang sejati, bukan yang palsu-palsu. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI