Mohon tunggu...
Evrisya Glorys
Evrisya Glorys Mohon Tunggu... -

Seorang sarjana Psikologi, lulusan Universitas Sanata Dharma ditahun 2013.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Emak Masa Kini Cenderung "Over Sharenting" di Media Sosial?

13 Februari 2018   15:30 Diperbarui: 13 Februari 2018   18:56 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: espanol.babycenter.com

"Liat deh,si A tiap hari share foto dan video anaknya yang udah bisa berhitung dalam tiga bahasa, padahal usianya masih 1,5 tahun." 

"Aku bosen, mulai eneg nih si B dikit - dikit upload foto anaknya udah bisa bersihin makanannya yang tumpah."

"Lama-lama aku unfollow aja lah, nih orang kebanyakan pamerin anaknya mulu"

"Ehm, anakku kok belum bisa kayak anaknya si A, si B yang udah bisa ini itu ya?" 

"Kapan ya, anakku bisa gitu padahal usianya udah segini."

Jadi begini, makin hari ada beberapa pengguna media sosial yang kurang selektif dalam berbagi cerita, foto, atau apapun itu dijejaring sosial miliknya. Sebagai contoh si A hampir tiap hari sharing foto atau video perkembangan anaknya. Terlalu sering lah intinya, tanpa dia sadari yang dia lakukan bisa berdampak negatif untuk dirinya sendiri dan juga orang lain yang melihatnya.

id.techinasia.com
id.techinasia.com
Sebenarnya, bukan tanpa alasan mereka terlalu sering berbagi cerita, gambar, video tentang anaknya. Bisa karena memilih media sosial sebagai back up dokumen pribadinya. Menunjukkan pada dunia tentang perkembangan anaknya. Bisa jadi memang karena nggak ada kerjaan. Bagi beberapa individu bisa juga karena butuh perhatian dan pujian dari orang lain tentang apa yang dibaginya di media sosial, contoh berharap orang lain memuji anaknya atau memuji pola asuhnya.

Akan tetapi, di sisi lain ada beragam respons dari yang melihatnya. Ada yang biasa saja, ada yang baper. Ada yang cuek, ada yang sampai unfollow saking enegnya.

Tidak ada salahnya berbagi cerita atau apapun di media sosial, tapi cobalah agar tidak over sharing. Kita tidak tahu satu per satu perasaan orang. Ada yang suka ada yang benci. Apalagi untuk yang tidak kuat iman ya, liat postingan orang tentang anaknya yang terlalu sering, padahal dia sangat merindukan hadirnya anak.

Hal seperti itu bisa membuat mereka yang belum punya momongan merasa sedih, tidak berdaya, dan merasa tidak berharga. Belum lagi kalau ada emak lain yang merasa sedih anaknya belum bisa begitu, padahal kan sebaya. Kalau untuk yang kuat iman mah kebal mau liat postingan model apapun.

Jadi, dipikirkan dulu deh kalau mau berbagi di medsos. Dipikirkan juga kalau terlalu sering tuh ganggu followersmu atau nggak. Dipilah-pilah juga dalam berbagi ataupun bercerita. Gunakan caption yang tidak menyinggung tapi yang menginpirasi. Syukur-syukur tetap memberinya dukungan sosial untuk antisipasi ada yang baper.

Kalau ngadepi yang eneg, dirasa-rasa sendiri saja lah terlalu over sharenting atau nggak. Bijaklah emak-emak pengguna media sosial. Jangan sampai juga, apa yang kamu share malah jadi bumerang untukmu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun