Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saat Anak Kita Kehilangan Fokus: Ancaman Diam-Diam dari Video Pendek

19 Juli 2025   20:23 Diperbarui: 19 Juli 2025   20:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak terpaku menatap layar ponsel, simbol dampak diam-diam video pendek terhadap fokus dan perhatian. (Pexels)

Saya masih ingat wajah anak saya ketika pertama kali bisa menggulir layar TikTok. Matanya berbinar. Ia tertawa melihat video lucu, kagum pada eksperimen sains sederhana, dan takjub dengan cuplikan film animasi. Saya pun senang anak saya tampak senang.

Tapi, makin lama saya mengamati, ada sesuatu yang berubah.

Ia tak lagi betah mendengarkan dongeng hingga akhir. Ia mulai sering memotong pembicaraan, kehilangan ketertarikan ketika saya bercerita, atau cepat gelisah saat diminta membaca buku. Film kartun berdurasi 20 menit pun ia tonton dengan jari di tombol forward.

Saya sempat menyalahkan diri: mungkin saya kurang menarik. Tapi kemudian saya sadar, mungkin ini bukan soal saya. Mungkin ini soal kebiasaan yang kita anggap sepele: terlalu sering menonton video berdurasi pendek.

Ledakan Cepat yang Diam-Diam Mengubah Otak Anak

Video pendek adalah kemewahan baru dalam dunia parenting digital. Mereka bisa membuat anak tenang dalam hitungan detik. Di ruang tunggu dokter, saat kita memasak, atau ketika anak menangis tanpa sebab cukup beri mereka satu video lucu, maka dunia terasa damai kembali.

Tapi damai itu semu.

Video berdurasi 15 - 60 detik memberi rangsangan visual dan audio yang cepat, berulang, dan intens. Otak anak, yang masih berkembang, akan menyerap ritme itu sebagai standar baru dalam menerima informasi.

Mereka terbiasa mendapat kepuasan tanpa proses. Senang tanpa usaha. Terhibur tanpa berpikir.

Dan dari sinilah pelan-pelan kemampuan fokus mereka mulai terkikis.

Riset Serius, Ancaman Nyata

Sebuah studi yang dipublikasikan di Nature Communications dan dikutip oleh Technical University of Denmark (DTU) menunjukkan bahwa waktu perhatian kolektif manusia terus menyusut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun