Di banyak sekolah, kreativitas bukanlah mata pelajaran. Ia hanya muncul sebagai hiasan di pojok kelas, di pajangan hasil karya murid yang sudah diseleksi rapi.Â
Kita lebih sering merayakan hasil akhir daripada proses. Kita lebih sering menilai murid dari seberapa baik mereka menghafal, bukan dari seberapa dalam mereka berpikir.
Dan itulah akar masalahnya.
Ketika sekolah menjadi pabrik, kita hanya melahirkan produk. Tapi ketika sekolah menjadi ladang, kita sedang menumbuhkan manusia.
Murid Bukan Kerbau
Aku pernah mendengar seorang guru berkata, "Murid itu seperti kerbau. Harus ditarik pakai tali agar jalan."
Kalimat itu membuatku diam lama.
Mungkin maksudnya baik. Tapi analoginya keliru.
Murid bukan kerbau. Mereka manusia. Mereka bukan hewan jinak yang bisa diarahkan dengan cambuk atau tali. Mereka punya keinginan, rasa ingin tahu, ketakutan, mimpi, dan luka.
Dan lebih dari itu, mereka punya potensi.
Tugas guru bukan menuntun mereka ke padang rumput yang sudah ditentukan, tapi membekali mereka dengan kompas, agar mereka tahu ke mana kaki harus melangkah.
Ketika Guru Takut Kehilangan Kontrol
Mengajar itu tidak mudah. Aku tahu itu.