Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajar untuk Membebaskan, Bukan untuk Menjinakkan

13 Juni 2025   19:25 Diperbarui: 13 Juni 2025   19:25 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketegasan yang membuat diam. Ruang belajar, tapi terasa seperti ruang tahan. (Pexels)

Aku pernah melihat seorang guru berdiri di depan kelas, wajahnya tegas, suaranya keras, dan setiap murid duduk membatu seolah mereka tak boleh bergerak sedikit pun. 

Setiap kata yang keluar dari mulut sang guru seperti perintah militer. Tidak ada tanya-jawab. Tidak ada ruang untuk salah. Dan tentu saja, tidak ada ruang untuk bernapas. 

Aku bukan murid di kelas itu, tapi rasanya sesak hanya dengan menyaksikannya dari pintu.

Lalu aku berpikir, ini kelas atau kandang?

Tapi ini bukan cuma tentang cara mengajar yang kaku.

Ini tentang sesuatu yang jauh lebih besar. Sesuatu yang diam-diam telah menjalar begitu dalam di dunia pendidikan: keinginan untuk menjinakkan, bukan membebaskan.

Padahal, bukankah tugas guru adalah memerdekakan pikiran, bukan mengikatnya? Bukankah ruang kelas seharusnya menjadi tempat di mana rasa ingin tahu tumbuh liar, bukan tempat di mana anak-anak dilatih untuk patuh tanpa tanya?

Mari kita tarik napas, dan buka mata lebar-lebar.

Sekolah: Pabrik atau Ladang?

Bayangkan ini: seorang murid datang ke sekolah dengan ide liar tentang cara membuat sepeda yang bisa berjalan di air. 

Tapi alih-alih didorong untuk mengeksplorasi, ia diberi lembar kerja tentang roda dan katrol, lalu diminta duduk diam mengikuti instruksi. Tidak boleh ke mana-mana. Tidak boleh gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun