Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sistem Pendidikan Kita Menilai Ikan dari Cara Memanjat Pohon, dan Kita Bertanya Kenapa Mereka Gagal

14 Mei 2025   21:01 Diperbarui: 14 Mei 2025   21:01 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap makhluk itu unik, tapi penilaian yang seragam membuat banyak yang merasa tak berharga.  (Sumber: Pixbay))

 

Mungkinkah Kita Mengubah Arah?

Saya percaya jawabannya: ya. Tapi tidak instan.

Perubahan tidak datang dari atas. Ia tumbuh dari bawah, dari ruang kelas yang melihat setiap murid sebagai pribadi yang unik. Dari orangtua yang berhenti bertanya "dapat rangking berapa?" dan mulai bertanya "apa yang membuatmu bahagia hari ini?"

"Ketika kita berhenti menilai ikan dari cara memanjat pohon, kita mulai melihat keindahan cara mereka berenang."

Kita Butuh Lebih Banyak Cermin, Bukan Penggaris

Dalam hidup, tidak semua hal bisa diukur. Tidak semua pencapaian bisa dijumlah. Ada keberanian yang tak terlihat. Ada ketekunan yang tak terdengar. Ada mimpi yang tak tercatat di rapor, tapi tumbuh diam-diam dalam hati seorang anak.

Maka tugas kita bukan membuat semua anak sama. Tapi membantu mereka menjadi versi terbaik dari dirinya.

Saya menulis ini bukan karena saya punya semua jawabannya. Tapi karena saya dulu pernah merasa seperti ikan yang dipaksa memanjat pohon. Dan saya tahu betapa sakitnya merasa gagal di sistem yang tak pernah dirancang untuk kita.

Jadi, jika kamu pernah merasa bodoh karena tidak cocok dengan sistem, percayalah: kamu tidak gagal. Kamu hanya belum menemukan panggungmu.

Dan mungkin, tugas kita hari ini bukan membangun tangga yang lebih tinggi, tapi menciptakan taman di mana semua bisa tumbuh sesuai bentuknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun