Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pramuka dalam Pendidikan: Pendekatan Opsional sebagai Keseimbangan Optimal untuk Pembentukan Karakter

6 April 2024   08:43 Diperbarui: 7 April 2024   14:05 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramuka Membentuk Karakter Siswa di Era Modern (Kompas.com/Shutterstock/Gandi Purwandi)

Dalam ranah pendidikan, perdebatan seputar status Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib atau opsional telah menjadi topik yang mendapat perhatian luas. Pertanyaan mendasar yang muncul adalah: Apakah Pramuka seharusnya tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum sekolah, ataukah kita sebaiknya memberikan siswa kebebasan untuk memilih partisipasi mereka?

Melihat sejarah panjang dan peran yang dimainkan oleh Pramuka dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia, banyak pihak merasa bahwa kehadirannya seharusnya tidak lagi diragukan.

Namun, sementara beberapa pihak mengadvokasi untuk mempertahankan status wajibnya, yang lain mendukung pendekatan yang lebih fleksibel.

Dalam lanskap pendidikan yang beragam ini, pertanyaan mengenai keberlanjutan status Pramuka sebagai kegiatan wajib atau opsional telah menjadi titik fokus diskusi antara para pendidik, praktisi, dan masyarakat secara luas.

Sebagian percaya bahwa penentuan Pramuka sebagai kegiatan opsional akan lebih mengakomodasi minat dan bakat siswa, sementara yang lain bersikeras bahwa status wajibnya harus dipertahankan untuk memelihara nilai-nilai tradisional dan kepentingan nasional.

Apakah Pramuka harus menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib atau opsional?

Ini adalah pertanyaan yang tidak hanya membangkitkan debat yang hangat di kalangan para pendidik, tetapi juga mencerminkan dinamika yang lebih luas dalam pendidikan Indonesia saat ini.

Konteks dan latar belakang dari perdebatan seputar status Pramuka

Konteks dan latar belakang dari perdebatan seputar status Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib atau opsional sangatlah penting untuk dipahami. Pramuka telah menjadi bagian integral dari pendidikan di Indonesia selama beberapa dekade. Gerakan ini tidak hanya menekankan pada pengembangan keterampilan praktis seperti keterampilan bertahan hidup dan keterampilan berkemah, tetapi juga nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, dan kerjasama.

Namun, pada tahun 2024,  wajah pendidikan Indonesia mengalami perubahan signifikan dengan diberlakukannya Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024.

Peraturan tersebut menghapus status wajib kegiatan Pramuka di sekolah-sekolah. Keputusan ini menciptakan dinamika baru dalam diskusi tentang peran Pramuka dalam pembentukan karakter siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun