"Kapan kita bisa bicara terbuka dan jujur? Aku tidak pernah membencimu." ucap Agnes lagi.
"Tetapi kenapa dirimu menyakitiku terus dan terus?" pria itu bertanya.
"Sudah sekian bulan aku menanggung hal ini sendirian, pak. Aku tidak berniat menyakitimu. Justru aku melampiaskan amarahku tentang dia agar kau bisa sampaikan padanya." jawab Agnes .
Pria itu hanya menarik panjang.
"Agnes, kalau dirimu terus begini. Aku berani melepaskanmu. ini bukan ancaman tetapi karena ketidakmampuanku menghadapimu. Kalau itu maumu...Aku tak mampu." kata pria itu lagi.
"Aku tahu. Kau takut kehilangan dia karena kau juga teramat mencintai dia"Agnes menjawab dengan suara keras.
"Kenapa aku hanya jadi alat untuk memperkeruh situasi. Berhentilah atau aku akan meninggalkan persahabatan ini. Terserah apapun itu. Aku hanya ingin otakku tidak diganggu dengan saling menyakiti. Bisakah dirimu berhenti dan berkomunikasi denganku, menanyakan dengan baik dan bercerita yang baik-baik saja?" kata pria itu mengakhiri.