Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kakek Merza Gamal Menggugat Orangtua tentang Minat Baca Anak?

10 Oktober 2022   08:07 Diperbarui: 10 Oktober 2022   08:30 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/edu/read/2020/07/16/122946871/

Saat ini, Merza juga mengelola beberapa perusahaan keluarga, serta menjadi Konsultan dan Advisor Change & Transformation Management di beberapa Lembaga Perbankan & Group Perusahaan.

Pengalaman beliau dalam dunia kerja sangat fantastis. Berikut ini berapa daftar karir yang sempat saya kutip dari bebrepa laman beliau

  • Coach. ReSkills * Purnawaktu, Sep 2021 - Saat ini * 1 thn 2 bln Kuala Lumpur, Malaysia
  • Senior Consultant. Pekerja lepas. Okt 2017 - Saat ini* 5 thn 1 bln
  • Director of Non Medic (Finance, Marketing, Human Resource, General Affair, IT) Aulia Hospital Jun 2015 - Feb 2020 * 4 thn 9 bln. Pekanbaru Area, Riau, Indonesia
  • PT Bank Syariah Mandiri. 14 Tahun 1 bulan
  • Director Manis Khurma Abadi Trading Ltd. Jan 1998 - Des 2003 * 6 thn
  • Senior Account Manager PT. Bank Bukopin Tbk. Agu 1990 - Jan 1999. * 8 thn 6

Mengapa Kakek Merza mengajak para cucunya untuk membaca?

Untuk bisa menjawab pertanyaan ini memang agak sulit. Kesulitannya adalah bertemu secara fisik ataupun melalui media social dengan seorang Kakek Merza. Pertanyaan ini mesti dikonfirmasi langsung dengan Kakek Merza melalui wawancara langsung.

Namun akhirnya saya tidak kehabisan akal untuk menjawab pertanyaan ini. Merza dengan pengalaman karier yang begitu luar biasa memberi signal kepada saya bahwa beliau menjadi dirinya seperti yang sekarang ini karena dia adalah pelaku yang sangat aktif dalam kegiatan membaca. Adalah suatu kemustahilan bila seorang Merza mengajak para cucunya untuk terus membaca buku kalau dirinya tidak mengetahui manfaat dari aktifitas membaca?

Semua prestasi ataupun pendidikan yang diraihnya merupakan buah dari semangat beliau dalam hal membaca. Merza di mata saya adalah pegiat baca yang fanatik. Hal ini dapat dibuktikan lewat berbagai tulisan yang disuguhkannya melalui platform Kompasiana. Setiap tulisannya selalu memuat hal baru. Informasi dari manca negara selalu menghiasi dinding berandanya. Tak terkecuali pula informasi dari dalam negeri. Setiap informasi itu dikaji sangat mendalam dan membuahkan opini yang bisa membuka wawasan berpikir pembaca.


Kegiatan membaca sudah terinternalisasi dalam dirinya. Merza selalu mengupdate dirinya dengan berbagai berita dan dikaji dari prespektif dirinya. Di sini Merza pantas disematkan dengan pribadi literasi yang handal patut untuk diteladani.

Namun Merza bukanlah tipe orang yang egoistis. Dia ingin membagi pengalaman tentang bagaimana dirinya bergelut dengan dunia baca. Sebuah pengalaman yang mengantarnya pada berbagai posisi/jabatan. Selain itu dari hasil bacanya, ia telah menghasilkan berbagai karya yang sudah dibukukan. Merza ingin mengatakan bahwa ini loh aku karena aku yang suka membaca.

Dari pengalaman perjumpaan dengan buku-buku yang membentuk dirinya yang sekarang maka beliau tidak segan-segan mengajak para cucu-cucunya agar giat membaca.

Namun saya sendiri juga berpikir bahwa mungkin juga ada factor lain yang membuat Merza mengajak para cucu-cunya untuk terus giat membaca.

Factor lain yang saya maksudkan adalah keresahan Merza dalam melihat realiatas dimana cucu-cunya sekarang ini sudah tidak memiliki minat baca. Seorang Merza yang selalu mengupdate dirinya dengan data-data pasti memiliki alasan yang yang cukup mendukung keresahannya. Untuk bisa meyakini bahwa apakah Merza prihatin dengan keadaan coba kita lihat bagaimana statistic minat baca di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun