Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kurensi Itu Bernama Waktu

31 Desember 2017   14:22 Diperbarui: 31 Desember 2017   14:29 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: www.wallpaperink.co.uk

"Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan rugi" QS Al 'Ashr: 1-2

"Pak Amin berlari-lari menyusuri toko-toko di Pasar Induk. Rupanya ia mendapatkan uang kaget sejumlah Rp 12 juta dari Mr. Money  yang harus dibelanjakan semaksimal mungkin selama 33 menit. Ketika waktu habis, sisa uang--berapapun jumlahnya--akan diambil kembali oleh Mr. Money. Pak Amin harus membelanjakan uangnya dengan barang-barang terbaik yang bisa ia gunakan atau yang dapat dijual kembali. Kamera menyorot penunjuk waktu di gawai pembawa acara yang menunjukkan sisa waktu 10 detik. Penghitungan mundur pun dimulai, 10, 9, 8 ... 3, 2, 1, dan teeet waktu habis. Ternyata Pak Amin menyisakan sejumlah uang yang banyak. Namun sesuai perjanjian, uang itu kembali menjadi milik Mr. Money. Gameover."

Anda mungkin pernah menonton serial televisi Uang Kaget. Terkadang penonton dibuat gereget ketika si bapak atau ibu tidak berhasil menghabiskan uang 12 juta yang diberikan Mr. Money. Mulailah keluar komentar, "harusnya tadi beli ini saja, supaya dia bisa buka usaha, harusnya tadi beli itu saja, supaya bisa dijual kembali lalu digunakan untuk yang lain". Pada dasarnya penonton mengharapkan bapak ibu yang ada di acara itu bisa membelanjakan uang dari Mr. Money dalam waktu yang sangat terbatas itu dengan sebaik-baiknya.

"Time is money"  "Time is much more than money".

Pernahkah kita berpikir bahwa waktu adalah modal utama kita sebagai manusia? Kita punya 86.400 detik setiap harinya, 365 hari setiap tahunnya. Itu adalah modal yang Tuhan berikan kepada kita. Modal yang jika tidak kita gunakan dengan baik, akan menyebabkan kita berada pada kerugian. Waktu adalah aset yang paling sulit dalam mengendalikan penggunaannya. "Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi." Pernyataan tersebut menandakan kondisi manusia pada asalnya adalah merugi. Artinya, manusia harus melakukan usaha untuk bisa keluar dari kondisi ini. 'Merugi' menandakan suatu transaksi yang melibatkan sejumlah modal (input), usaha (process), dan hasil (output) berupa untung atau rugi. Celakanya, transaksi yang menyebabkan untung-rugi ini selalu berjalan tanpa kenal henti.

Bila hilang, ia hilang selamanya.

Waktu mengalir menyusuri setiap jengkal tanah dan setiap makhluk, ia ada namun tak terlihat, ia mengikat namun dilupakan. Waktu akan selalu mengalir. Waktu tak bisa ditabung seperti uang, lalu mengambilnya ketika kita membutuhkan. Masa lalu adalah waktu yang sudah hilang, sekarang adalah waktu yang kita punya. Masa depan? Tak ada yang tahu Tuhan menuliskan berapa modal waktu yang kita punya.

”Seandainya saya punya lebih banyak waktu!”

Waktu adalah komoditi dimasa emergensi. Dalam neurologi (ilmu saraf) dikatakan "time is brain" untuk menggambarkan betapa berharganya waktu untuk menyelamatkan jaringan saraf seseorang yang terkena stroke, dalam kardiologi (ilmu jantung) dikatakan "time is muscle" untuk menggambarkan betapa berharganya waktu untuk menyelamatkan otot jantung seseorang yang terkena serangan jantung. Dalam protokol resusitasi jantung-paru, dokter memiliki waktu yang terbatas untuk memeriksa, memanggil bantuan, dan melakukan pertolongan terhadap korban. Dalam kedokteran emergensi, apabila tindakan tidak terlingkari batas waktu akan mengakibatkan injury yang lebih berat bahkan kematian.

Waktu bisa menjadi seberharga nyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun