Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kurensi Itu Bernama Waktu

31 Desember 2017   14:22 Diperbarui: 31 Desember 2017   14:29 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: www.wallpaperink.co.uk

Ini baru di satu bidang saja. Bagaimana dengan lainnya, tentu Anda bisa membayangkan.

Seorang direktur perusahaan sedang menunggu pesawat di bandara. Ia akan bertandang ke Ibukota untuk melakukan rapat penting. Rapat itu dihadiri oleh calon mitra bisnis yang akan menentukan masa depan perusahaan yang dipimpinnya, yang kini nyaris pailit. Naas, pesawat mengalami delayyang membuatnya tak bisa menghadiri rapat tersebut. Karena merasa waktu dan kehadirannya tak dihargai, sang calon mitra bisnis menolak untuk memberikan suntikan dana bagi perusahaan di ujung tanduk itu. Sang direktur menyesal karena ia tak bisa menyelamatkan waktu, yang akan menyelamatkan perusahannya!

Dengan waktu kita bisa membeli apa saja.

Waktu adalah mata uang dengan nilai tukar paling tinggi. Dengan waktu kita bisa membeli banyak hal. Dengan mengorbankan waktu kita untuk bekerja, kita mendapatkan uang, yang artinya waktu bisa membeli uang. Lalu uang tersebut kita belikan barang, yang artinya kita sebenarnya tidak membeli barang dengan uang. Kita membelinya dengan waktu.

Kita menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk belajar berbagai hal, berlelah-lelah demi mendapatkan ilmu, artinya kita telah menggunakan waktu kita untuk membeli ilmu dan intelegensia. Sebagian orang melebihkan waktu yang digunakannya untuk melakukan kontemplasi dan ibadah untuk mendapatkan stabilitas emosional dan spriritual, artinya mereka telah membeli sekuritas emosional-spiritual dengan waktu. Sebagian orang menghabiskan waktunya berlatih fisik demi mendapatkan kesehatan dan tubuh yang bugar, artinya waktu telah mereka gunakan untuk membeli kesehatan tersebut. Untuk membangun relasi dan hubungan emosional dengan sesama manusia pun kita membayarnya dengan waktu. Anak yang ditinggal orang tuanya yang sibuk berkarir akan mengeluh bahwa ia 'menginginkan waktu' dari orang tuanya yang dicurahkan untuknya, bukan? Ia merasakan semua fasilitas yang diberikan orang tuanya tidak menunjukkan kasih sayang sama sekali, bila orangtuanya tidak ada untuknya. Anak polos itu menuntut 'waktu' dari orang tuanya.

Pernah mendengar konsep "10000 Hours of Mastery" oleh Malcolm Gladwell? Dimana kegiatan yang ditekuni selama 10.000 jam akan menjadikan pelakunya sangat mahir dan ahli, bahkan mencapai world-class performance,dalam bidang tersebut. Lagi lagi, artinya kita membeli keahlian dengan waktu. Dengan waktu kita bisa membeli apa saja!


Dengan waktu kita membeli versi terbaik kita sebagai manusia.

Kita menggunakan waktu untuk membeli kualitas diri kita sebagai manusia. Akumulasi dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa waktu adalah modal utama untuk menjadi sosok manusia versi terbaik dari diri kita. Tak inginkah kita ketika bertemu dengan-Nya, Sang Pencipta Waktu, dalam keadaan telah mencapai semua potensi maksimal telah diberikan oleh-Nya? Belanjakanlah waktu kita dengan bijak.

Sudah siapkah kita ketika Tuhan menyatakan "waktumu sudah habis"?

Lihatlah jam tangan Anda, atau jam di gawai Anda, berapa menit Anda telah membelanjakan waktu Anda untuk membaca tulisan ini? Terima kasih sudah membeli tulisan ini dengan waktu Anda. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun