Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Kunci Boks Panel

11 Desember 2016   17:58 Diperbarui: 13 Januari 2017   06:08 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Waktu itu sedang libur akhir tahun, di hari sabtu minggu, saya sedang berada di Indralaya untuk mengerjakan penelitian. Saya dilanda masalah yang tidak terduga ketika saya menyalakan sebuah alat (yang biasa saya nyalakan setiap hari). Saya beruntung sekali, hari itu si alat mengeluarkan asap dan terjadilah turun sekering di lab tempat saya bekerja. Kala itu saya sedang sendirian. Saya yang bingung pun memindahkan peralatan penelitian-penelitian milik orang lain ke lab sebelah yang aliran listriknya masih hidup untuk dapat menyelamatkan penelitian mereka, selama saya mencari solusi untuk listrik yang padam. Saya berkelibat ke sana kemari mencari sebuah penolong bernama sekering. Saya temukan boks panel listrik besar berwarna kelabu di luar lab, yang isinya tentu adalah sekering listrik. Celakanya boks itu tertutup dan tampaknya dikunci. Hati saya berubah jadi kelabu seperti warna boks panel sekering.

Hari itu saya sudah berusaha menghubungi orang-orang yang mungkin tahu keberadaan kunci boks panel listrik itu. Tidak ada jawaban atas masalah saya. Tidak ada satu orang pun di lab hari itu, hanya saya dan masalah saya.

Sepulangnya ke rumah, saya tidak bisa tidur tenang. Betapa saya telah nyaris menggagalkan penelitian orang banyak. Berbagai bayangan semprotan kemarahan dari kepala lab hingga orang lain yang penelitiannya bergantung pada listrik lab itu menghujani pikiran saya. Doa adalah harapan terakhir, saya meyakinkan diri bahwa mudah-mudahan besok ada jalan keluar. Saya tunaikan doa, memohon kepada-Nya untuk menunjukkan jalan keluar.

Doa itu diijabah oleh-Nya!

Keesokan harinya, saya keluar dari mushola selepas shalat dzuhur, sambil berharap-harap cemas karena itu telah memasuki pertengahan hari sedangkan listrik lab masih juga belum menyala. Saat berjalan di lantai 2, saya melihat boks panel listrik yang terbuka. Bentuknya persis seperti boks panel listrik lab yang mati di lantai 3, tapi bedanya, ia terbuka! Saya telah berkali-kali lewat tempat ini kemarin, namun mungkin pikiran dan mata saya telah ditutupi kabut berbahaya bernama emosi.

Segala puji bagi-Mu! Telah Engkau berikan petunjuk kepada hamba-Mu bahwa sebenarnya boks panel itu tidak dikunci.

Saya bergegas menuju lantai 3 tempat lab yang mengalami padam listrik. Lalu  saya coba perlahan membuka boks panel listrik itu dari celah di sekitar tutupnya. Dan benar! Boks panel listrik yang mulanya saya kira dikunci ternyata tidak dikunci. Saya buka boks itu lalu saya coba naikkan saklar yang turun, lalu, MasyaAllah! Listrik lab hidup kembali!

Doa telah menjadi kunci boks panel listrik saya.

Bodoh sekali. Sungguh saya bodoh sekali. Mungkin di pikiran pembaca saya juga bodoh, karena mempermasalahkan hal seperti itu, tidak terlebih dahulu mencoba membuka boks tersebut, namun justru memilih untuk panik, atau tidak tahu memang biasanya boks panel tidak dikunci, dan segala skenario "seharusnya" yang terbentuk di pikiran pembaca. Terlepas dari itu semua saya hanya ingin membagikan sekelumit kisah manis saat Tuhan memberi saya pertolongan. Semoga pembaca bisa memetik pelajaran dari kesalahan saya dan dari cerita ini :)

_____

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat" (QS. Al Baqarah: 45).

Salam kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun