Ramadan sudah berjalan beberapa pekan dan jadwal buka bersama alias bukber pasti sudah mengisi penuh kalender digital. Ada bukber keluarga besar, teman sekolah, teman kuliah, rekan kerja, dan bahkan komunitas hobi. Dalam sekejap, jadwalpun telah dipenuhi dengan undangan-undangan berbuka yang kadang terasa seperti sekadar formalitas.Â
Eh, tapi tunggu dulu. Bukankah seharusnya bukber menjadi momen yang bermakna? Momen di mana kita tidak hanya mengisi perut, tapi juga mengisi hati dan jiwa. Bukan cuma ajang selfie dan update status, tapi juga kesempatan buat menguatkan silaturahmi dan memperdalam spiritualitas di bulan yang penuh berkah ini.
Satu yang pasti. Setelah acara makan-makan, tentunya jangan lupa buat Shalat Maghrib. Karena percuma, ingin memperkuat tali silaturahmi, tapi pahala jadi rontok karena kewajiban yang tak terpenuhi.
Nah, daripada bukbernya berlalu begitu saja seperti angin lalu, yuk coba berkreasi agar acara bukber kita kali ini lebih bermakna. Kita bahas, yuk!
Tentukan Tujuan yang Jelas
Sebelum mengadakan bukber, kita perlu tahu dulu, untuk apa sih sebetulnya kita ngumpul? Kalau cuma mau makan bareng, kita bisa melakukannya kapan aja di bulan-bulan lain. Tapi di bulan Ramadan, hal ini bisa jadi sarana untuk hal-hal yang lebih dalam.
Misalnya, bukber bisa jadi ajang untuk:
- Bersilaturahmi dengan orang-orang yang sudah lama tidak bertemu
- Berbagi dengan sesama, terutama mereka yang kurang beruntung
- Mengintrospeksi diri bersama-sama
- Berbagi inspirasi dan motivasi untuk meningkatkan ibadah di bulan suci
Dengan menentukan tujuan yang jelas, acara buka bersama bisa lebih terarah dan bermakna.
Pilih Tempat yang Tepat
Lokasi bukber tidak melulu harus di restoran mewah atau kafe hits. Kadang, tempat yang lebih sederhana justru bisa membuat suasana lebih hangat dan bermakna. Coba pertimbangkan opsi berikut:
- Masjid atau musala: selain bisa langsung salat Maghrib berjamaah, kita juga bisa merasakan suasana spiritual yang kental
- Panti asuhan: buka bersama sambil berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim piatu
- Rumah salah satu anggota: nuansa homey lebih mendukung obrolan yang mendalam
- Taman atau tempat terbuka: suasana alam bisa menenangkan pikiran dan membuat kita lebih reflektif
Ingat, tempat yang Instagramable memang asyik untuk konten, tapi tempat yang mendukung kekhusyukan lebih membantu kita meresapi makna Ramadan.
Mulai dengan Tadarus Bersama
Sebelum makanan datang dan perut mulai bersuara, manfaatkan waktu untuk tadarus bersama. Tidak perlu lama, cukup beberapa ayat yang dibaca dengan tartil dan diikuti dengan terjemahan serta tafsir singkat. Kegiatan ini bisa menjadi pengingat bahwa Ramadan adalah bulan turunnya Al-Quran.
"Tadarus bersama sebelum buka tidak hanya menambah pahala, tapi juga menenangkan jiwa yang mungkin sudah seharian penuh dengan kesibukan duniawi,".
Siapkan Tema Diskusi yang Inspiratif
Percakapan di bukber sering kali cuma seputar gosip terkini, pekerjaan, politik, atau obrolan basa-basi. Padahal, kesempatan kumpul di bulan Ramadan bisa jadi momen emas untuk diskusi yang lebih berarti.
Beberapa ide tema yang bisa diangkat:
- Refleksi pribadi selama Ramadan: apa yang sudah dipelajari dan bagaimana meningkatkan kualitas ibadah
- Hikmah puasa dari sudut pandang kesehatan, psikologi, dan spiritual
- Rencana amal dan sedekah bersama
- Kisah inspiratif dari kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat
"Diskusi yang mendalam bisa mengubah bukber dari sekadar acara makan menjadi sarana untuk saling menginspirasi dan menguatkan,".
Libatkan Semua Orang dalam Persiapan
Bukber akan lebih bermakna jika semua orang terlibat dalam persiapannya, bukan hanya panitia atau orang yang ditunjuk. Keterlibatan ini membuat setiap orang merasa punya acara tersebut.
Bagi tugas dengan adil:
- Ada yang menyiapkan takjil
- Ada yang mencari tempat
- Ada yang menyiapkan materi diskusi
- Ada yang mendokumentasikan momen
Keterkaitan emosional ini membuat acara makan-makan tidak hanya jadi acara yang dihadiri, tapi juga dirasakan secara personal.
Sisihkan waktu khusus dalam agenda bukber untuk berbagi cerita. Bukan cerita tentang kerjaan atau gosip terbaru, tapi pengalaman spiritual atau pembelajaran personal selama Ramadan. Mungkin ada teman yang baru mulai istiqomah puasa tahun ini, atau ada yang menemukan cara untuk lebih khusyuk salat tarawih.
"Berbagi pengalaman spiritual itu seperti menularkan virus kebaikan. Satu orang berbagi, yang lain terinspirasi, lalu mereka menerapkannya dalam kehidupan masing-masing,".
Sisihkan Dana untuk Sedekah
Alokasikan sebagian dana bukber untuk sedekah. Misalnya, jika anggaran per orang Rp100.000, sepakati untuk menggunakan Rp75.000 untuk makan dan Rp25.000 untuk disedekahkan.
Dana sedekah bisa disalurkan untuk:
- Membeli makanan untuk yang membutuhkan
- Disumbangkan ke panti asuhan atau panti jompo
- Membantu masjid atau musala di sekitar lokasi bukber
- Mendukung program pendidikan untuk anak kurang mampu
"Sedekah dalam keadaan lapar saat bukber punya nilai spiritual tersendiri. Kita bisa merasakan sedikit dari apa yang dirasakan oleh mereka yang kurang beruntung,".
Tutup dengan Doa Bersama yang Khusyuk
Jangan terburu-buru bubar setelah makan. Luangkan waktu untuk berdoa bersama dengan khusyuk. Doakan kebaikan untuk semua yang hadir, untuk umat Muslim di seluruh dunia, dan untuk mereka yang sedang dalam kesulitan.
Momen doa bersama ini bisa jadi penutup yang indah dan mengingatkan kita bahwa bukber bukan sekadar momen untuk mengisi perut, tapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sesama manusia.
Bukber yang bermakna tidak berakhir saat kita berpisah. Jalin komunikasi dan silaturahmi yang terbangun bahkan setelah Ramadan berlalu. Grup WhatsApp bukber jangan cuma aktif saat mengatur jadwal kumpul, tapi bisa jadi sarana untuk terus saling menginspirasi dan menguatkan.
"Silaturahmi ini jadi bukti bahwa bukber tidak sekadar seremonial Ramadan, tapi memang benar-benar mempererat hubungan,".
Jadi, daripada bukber kita hanya jadi rutinitas tahunan yang hambar, yuk kita ubah jadi momen yang benar-benar berkesan dan bermakna. Karena pada akhirnya, acara buka bersama bukan cuma soal makanan yang masuk ke perut, tapi juga tentang bagaimana kita bisa saling mengisi hati dan jiwa di bulan yang penuh keberkahan ini.
Bagaimana dengan bukber kamu? Sudahkah memberikan makna lebih dari sekadar kumpul-kumpul?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI