Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam tim GIAT 12 melaksanakan kegiatan sosialisasi pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi Magic Water Candle di Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, pada Senin (21/7/2025).
Kegiatan yang menyasar ibu-ibu PKK ini berlangsung di salah satu rumah anggota PKK dengan suasana penuh antusias. Para mahasiswa hadir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengelola limbah rumah tangga, khususnya minyak jelantah, agar tidak mencemari lingkungan dan justru bisa dimanfaatkan kembali menjadi produk kreatif dan bermanfaat.
Dalam pemaparannya, mahasiswa UNNES GIAT 12 menjelaskan langkah-langkah sederhana membuat Magic Water Candle, yaitu lilin yang ramah lingkungan. Produk ini tidak hanya bisa dijadikan alternatif penerangan darurat, tetapi juga bernilai estetika dan memiliki potensi sebagai peluang usaha kecil bagi masyarakat.
Ibu-ibu PKK yang hadir tidak hanya menyimak penjelasan, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik pembuatan lilin. Dengan panduan mahasiswa, mereka mencoba menuangkan minyak jelantah yang telah diolah, menyiapkan wadah, hingga menghias lilin agar terlihat menarik.
Salah satu peserta, Ibu Yuli, mengaku kegiatan ini memberikan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat. "Sangat bermanfaat sekali, kami jadi tahu kalau minyak jelantah ternyata bisa dimanfaatkan kembali menjadi lilin. Harapannya nanti bisa kami kembangkan untuk kegiatan PKK, sekaligus menjadi kegiatan produktif bagi ibu-ibu," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Tanjung, anggota PKK lainnya. Ia menilai sosialisasi semacam ini perlu sering dilakukan karena bisa membuka wawasan masyarakat dalam mengelola limbah. "Biasanya minyak jelantah hanya dibuang atau dipakai ulang untuk menggoreng, padahal itu tidak baik untuk kesehatan. Dengan cara ini, kami bisa memanfaatkannya tanpa membahayakan keluarga," ungkapnya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi singkat antara mahasiswa dan ibu-ibu PKK mengenai potensi pengembangan Magic Water Candle sebagai produk kerajinan rumah tangga. Banyak warga yang berharap pelatihan semacam ini dapat dilanjutkan dengan pendampingan sehingga hasilnya bisa dipasarkan.
Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Desa Mergowati diharapkan dapat lebih inovatif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga, serta berkontribusi terhadap pengurangan pencemaran lingkungan. Selain itu, hasil pelatihan diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan usaha kreatif berbasis pemberdayaan perempuan desa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI