Mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor) yang terdiri dari Evelyn Egidia Sitopu, Wisnu Al Hussaeni, Mayla Hijrah Purwakasih, Hemas Aulia Fazzahra, dan Nanda Duha di bawah bimbingan Dr. Dra. Dewi Sartiami, M.Si berhasil memanfaatkan pati dan klobot jagung menjadi pelindung buah biodegradable yang ramah lingkungan.Â
Pada praktik pertanian intensif saat ini memerlukan penggunaan kantung pelindung buah dalam jumlah besar untuk melindungi buah dari serangga hama, yang umumnya menggunakan polimer konvensional seperti LDPE (Low Density Polyethylene) dan HDPE (High Density Polyethylene). Polimer ini tidak dapat terurai, menyebabkan masalah serius dalam pengelolaan limbah karena memakan waktu yang lama, mahal untuk didaur ulang, dan tidak ramah lingkungan.Â
Salah satu solusi untuk masalah ini adalah mengganti bahan dasar plastik konvensional dengan plastik biodegradable yang dapat terurai oleh mikroorganisme alami seperti bakteri, jamur, dan alga. Bioplastik ini terbuat dari bahan baku alamiah yang dapat diperbaharui dan terdegradasi secara biologis seperti pati dan selulosa, yang dapat diperoleh dari tanaman umbi-umbian seperti singkong, jagung, umbi talas, dan kentang.Â
Adapun bahan utama dalam pembuatan bioplastik terdiri atas pati dan klobot jagung. Berdasarkan Suarni et al., (2013) pati jagung yang mengandung 25-30% amilosa dan 70-75% amilopektin, bersama dengan klobot jagung yang kaya akan selulosa dan hemiselulosa, dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan bioplastik.Â
Kandungan klobot jagung meliputi kadar air 7,34%-9,10%, protein 1,20%-3,68%, lemak 2,15%-2,89%, abu 1,84%-3,70%, serat 38%-50%, dan karbohidrat 38%-55% (Khalistyawati 2016). Di Indonesia, klobot jagung umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pembungkus makanan tradisional, dan bahan kerajinan, namun dapat lebih dimaksimalkan dengan mengembangkannya sebagai bahan bioplastik untuk kantung pelindung buah yang ramah lingkungan.Â
Fucco diciptakan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program tersebut diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Program tersebut telah terlaksana sejak April 2024 dan memulai produksi secara masal sejak Juni 2024 dengan lokasi produksi di Bogor, Jawa Barat. Saat ini, Fucco akan diperkenalkan secara umum melalui launching produk pada Minggu, 30 Juni 2024. Selanjutnya Fucco dapat dibeli melalui Shopee dan social media seperti Whatsapp,  Instagram, dan  Facebook.Â
Secara umum, pembuatan bioplastik dimulai dengan menyiapkan bahan baku utama. Kemudian, semua bahan dicampurkan hingga siap untuk tahap berikutnya, yaitu proses ekstrusi. Dalam proses ini, ekstruder digunakan untuk menghasilkan pelet bioplastik yang kemudian dicetak atau diblowing menggunakan proses cetak panas guna membentuk bioplastik.Â
Pengantongan dapat menahan air dan penguapan nutrisi, melindungi buah dari serangan hama, mempertahankan warna buah, dan mengurangi penggunaan pestisida (Wang et al., 2022). Oleh karena itu, dengan adanya pelindung buah biodegradable yang berfungsi melindungi buah dari serangan hama seperti lalat buah, faktor cuaca dan bersifat ramah lingkungan dapat membantu masalah petani dalam melindungi buah sehingga memaksimalkan hasil panen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI