Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis dari Dorongan Hati Bukan Terpaksa

9 April 2021   11:36 Diperbarui: 9 April 2021   11:57 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis Bersama Guru Lumajang (dok. pribadi)

Lulus kuliah tahun 2004 langsung mengajar di SMP BPK Penabur Sukabumi Jawa Barat. Berproses bersama dengan orang- orang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Namun, keadaan harus memilih meninggalkan sekolah tercinta untuk menunaikan tugas di tempat baru.

SMP Stella Matutina di bawah naungan Yayasan Marsudirini menjadi pijakanku sampai hari ini. Tepatnya Juli 2005 aku mantap dan menentukan pilihan mengajar di sini. Terletak di Salatiga kota kecil  yang terkenal sejuk dan adem ayem. Dan tempat inilah yang menjadi kehidupanku sampai sekarang. Betah dan betah selalu dengan kota indah di kaki Gunung Merbabu ini.

Oya, di SMP Stella Matutina jiwa menulisku mulai muncul. Hal ini disebabkan dengan salah satu majalah yang sering aku baca. Majalah itu adalah Genta Marsudirini, majalah milik Yayasan Marsudirini yang terbit setiap tiga bulan sekali (saat itu).  Penasaran bagaimana rasanya jika menulis dan tulisannya masuk di majalah itu. Dan kesempatan mendapatkan ide itu pun ada ketika mengikutsertakan siswi dalam lomba menulis tingkat kota Salatiga, dan akhirnya menjadi juara 1.

Maka dengan cepat  kutuliskan  proses persiapan lomba, saat lomba, dan akhirnya juara satu. Anak itu bernama Pramusita, anak yang kalem, cerdas, dan tidak sombong. Dan itulah tulisan perdana yang selalu teringat di kepala bahwa tulisan itu termuat di majalah, rasanya senang, puas, dan bahagia tulisan diapresiasi redaksi.

Bermula dari itu munculah semangat menulis di beberapa majalah, surat kabar, media online, dan lainnya sampai detik ini. Berarti sudah hampir 16 tahun menulis dijadikan sebuah hobi yang menyenangkan. Sudah 500- an lebih tulisan tersebar di media cetak dan online. Semua itu terjadi karena merasa senang dan ikut mengembangkan budaya literasi (hehehe).

Dan puji Tuhan sudah bisa menghasilkan dua buah buku karya tunggal dan beberapa buku kroyokan dengan sesama penulis dari penjuru negeri ini. Bisa menjadi editor untuk beberapa buku yang salah satunya berjudul " Jejak Perjalanan" karya anak kelas 1 SD Marsudirini 77 Salatiga. Dan perlu diketahui bahwa buku ini diluncurkan oleh Gubernur Jawa Tengah Bapak  Ganjar Pranowo. Sungguh kepuasan tersendiri saat itu ( Agustus 2020).

Banyak rekan bertanya kok bisa menulis dan apa yang mendorong tetap semangat menulis sampai hari ini. Sebuah pertanyaan yang membuat senang hati sebab secara tidak langsung orang yang bertanya merasa ingin untuk menulis. Itu hal bagus untuk menyebarkan virus menulis, sebab minimal ada unsur penasaran dari rekan tersebut (maksa ya).

Sebenarnya sederhana saja kok pijakan jika ingin menulis. Apa aja itu?

Pertama, menulis itu muncul dari dorongan hati. Menulis itu jangan dipaksakan dan harus mendapatkan imbalan. Menulislah sesuka hati pasti ide selalu muncul dan kita bisa lancar dalam menulis. Tidak perlu berharap akan terkenal, mendapatkan honor, disanjung dan dipuji. Jika itu terjadi (terkenal, honor) buatlah sebagai bonus saja. Dengan kejujuran dan tanpa keterpaksaan saya yakin menulis akan terjadi dengan mengalir dan tidak buntu ide.

Kedua, kita menuliskan hal yang kita sukai dan kuasai. Dengan suka tentu apa yang dipikirkan akan mudah muncul.  Kita bisa menuliskan hal apa yang kita lihat, dengar, rasakan. Jika kita sebagai guru, tentu menguasai (minimal) tentang dunia pendidikan. Berkumpul dengan anak didik, pembelajaran di kelas, dan banyak hal yang bisa dituliskan. Itu tentu disukai dan dikuasai. Benar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun