Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wujudkan Damai di Bumi Indonesia, Setop Provokasi Kebencian

13 Oktober 2019   02:29 Diperbarui: 13 Oktober 2019   02:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - foto: fajar

Masihkah kalian dengan pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara beberapa waktu silam? Masihkah kalian ingat tentang unjuk rasa berujung rusuh di Papua beberapa waktu lalu? 

Kerusuhan tersebut tak hanya membuat semua orang khawatir dan panic, tapi membuat kita semua miris. Bagaimana mungkin diantara kita bisa saling caci, saling menebar ketakutan, dan saling merusak fasilitas umum hanya karena dipicu oleh informasi hoaks dan provokasi di media sosial. Bahkan, dalam kerusuhan di Papua tersebut sempat terjadi korban meninggal.

Kadang memang tak habis pikir. Apa motif dibalik ini semua. Kenapa masih saja ada oknum tertentu yang gemar menebar kebencian, yang bisa memicu amarah orang lain. 

Padahal, para pendahulu kita tidak pernah mengajarkan untuk saling menebar kebencian dan teror. Tidak ada nilai-nilai kearifan lokal yang mengajarkan untuk saling membunuh satu dengan yang lain.

Mari kita introspeksi. Jangan saling menebar benci. Kita diciptakan di bumi ini, bukan untuk saling berkelahi satu dengan yang lain. Kita diciptakan untuk saling mengerti dan memahami, saling berinteraksi dan membantu satu dengan yang lain. 

Karena Tuhan menciptakan manusia saling berbeda. Jika perbedaan itu masih dipertentangkan, sungguh sangat tidak masuk akal. Jika di media sosial masih ada pihak yang mempersoalkan perbedaan keyakinan dan latar belakangnya, bisa jadi mereka sudah terpapar oleh informasi hoaks dan propaganda radikalisme.

Orang-orang yang terpapar inilah yang merasa dirinya paling benar. Orang yang terpapar inilah yang tidak mau berinteraksi satu dengan yang lain. Orang yang berbeda pandangan dianggap sebagai pihak yang salah. 

Sementara kebenaran yang sebenarnya itu adalah milik Allah SWT. Setiap manusia mempunyai hak dan kedudukan yang sama. Jadi, tidak boleh manusia atau kelompok yang satu merasa kuat dan menindas yang lemah. Yang mayoritas merasa berkuasa, sedangkan yang minoritas terus mendapatkan perlakukan diskriminatif.

Media sosial yang awalnya digunakan sebagai media untuk saling berinteraksi, kini berubah sebagai media untuk saling mencaci maki. Media sosial yang awalnya digunakan sebagai tempat bertukar informasi, kini digunakan sebagai tempat menebar kebencian satu dengan yang lainnya. 

Hal semacam inilah yang kemudian melahirkan provokasi demi provokasi. Hal ini pula yang mengundang kelompok intoleran dan radikal untuk kembali eksis.

Tak perlu lagi saling caci. Saatnya kita saling bergandengan tangan menjaga agar Indonesia tetap damai. Menjaga agar Indonesia tetap toleran kepada siapa saja. Indonesia adalah negara damai, yang tidak menghendaki setiap manusia saling berkonflik. 

Sadarlah, tidak ada gunanya menebar kebencian di media sosial. Kita sendiri yang rugi akibat penyebaran kebencian tersebut. Mari kita bijak gunakan kemajuan teknologi informasi ini, sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat, dan untuk merekatkan keragaman demi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun