Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meluruskan Kembali ke Jalan yang Benar

10 Maret 2016   23:38 Diperbarui: 10 Maret 2016   23:39 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="eikavio.wordpress.com"][/caption]Apakah Anda pernah tersesat ketika sedang bepergian? Salah satu yang langsung kita lakukan jika tersesat adalah, membuka peta untuk membaca arah, atau bertanya ke orang lain. Dengan membuka peta dan bertanya ini, harapannya tidak menjadi tersesat lagi, dan kembali ke jalan yang benar. Hal ini sering kita lakukan jika berkunjung ke daerah baru, naik gunung, ataupun ketika travelling. Jika kita tidak segera kembali ke jalan yang benar, kita tidak akan bisa sampai tujuan, seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

Peristiwa diatas, merupakan contoh tersesat ketika sedang bepergian. Namun, ada juga yang merasa tersesat, bingung, galau dalam berkeyakinan. Salah satu contoh adalah pelaku tindak pidana terorisme. Disatu sisi mereka merasa paham ayat-ayat Al Quran, tapi disisi lain mereka memilih kekerasan untuk mencari solusi. Kontradiksi ini merupakan indikasi dari kesesatan tersebut. Apakah bisa kembali dluruskan, seperti orang tersesat diatas? Jawabnya tentu saja bisa. Karena tidak ada yang mustahil di dunia ini, jika seijin Allah SWT.

Nah, bagaimana mengembalikan teroris ke jalan  yang benar? Mantan petinggi Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas sempat mengatakan, kuncinya terletak di komunikasi. Menurutnya, tanpa adanya komunikasi yang intensif, mau dihukum berapa tahunpun, pelaku terorisme tidak akan berubah. Mereka memang tidak pernah jera. Karena terorisme berkaitan dengan ideologi. Mungkin orangnya bisa ditahan, tapi ideologinya tidak bisa ditahan.

Pemerintah, melalui badan nasional penanggulangan terorisme (BNPT), telah menjalankan program deradikalisasi, kepada para mantan terorisme. Program ini diharapkan bisa menjadi peta, yang mampu menunjukkan arah ke jalan yang benar. Program ini diharapkan juga agar mereka mau hidup rukun, mengedepankan toleransi dalam wadah negara kesatuan republik Indonesia. Sejauh ini, sudah ada beberapa napi teroris yang kembali ke jalan yang benar. Mereka kini banyak mendukung program pemerintah, untuk melakukan deradikalisasi dan menyebarkan pesan damai di masyarakat..

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebeneranya sudah ada nilai-nilai yang bisa bisa membimbing setiap warga negara, kea rah yang benar. Yaitu Pancasila. Coba pahami nilai-nilai dalam Pancasila secara utuh. Jika kita bisa menjalankan sila pertama hingga sila kelima dalam perilaku, maka niscaya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan bisa terwujud. Begitu juga dalam kehidupan beragama, Al Quran telah memberi petunjuk agar kita tidak tersesat. Al Quran telah memberikan petunjuk dan jalan yang benar. Nah, tinggal pemahamannya benar atau tidak. Karena itulah, belajarlah pada guru yang benar. Carilah guru yang tidak pernah menyarankan kekerasan.

Kekerasan yang mengatasnamakan agama ini, telah membuat negeri ini hancur lebur. Tidak hanya gedung yang rusak, atau nyawa yang melayang, tapi generasi muda Indonesia terancam hilang. Berapa banyak anak muda Indonesia yang meninggal, karena menjadi pelaku bom bunuh diri. Jika mereka melakukan jihad secara benar, tentu mereka akan tetap bisa menjalankan kewajibannya sebagai suami. Membesarkan anak dan istri sesuai perintah agama.  Sekali lagi, kembali ke jalan yang benar, harus menjadi introspeksi buat kita semua. Sudahkah kita berada di jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan? Jika belum, segeralah kembali dan jangan terus menyesatkan diri Anda sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun