Mohon tunggu...
Evan Prajongko
Evan Prajongko Mohon Tunggu... Admin Sales Support -

Pecinta dunia psikologi sosial dan budaya namun mencoba untuk menulis tanpa menggunakan bahasa akademik yang rumit. Sedang berjuang mengenai empat kesunyataan dan jalan mulia berunsur delapan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Grebeg Suro 2016 Ponorogo Telah Usai, Evaluasinya?

2 Oktober 2016   22:59 Diperbarui: 2 Oktober 2016   23:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu IG-er atau pengguna instagram dengan akun fera_nuraini sangat menyayangkan perilaku petugas-penyobek-karcis yang membuang sobekan karcisnya secara sembarangan langsung di bawah tanpa ada kotak tempat pembuangan. Kebersihan memang cermin budaya masyarakat. Kebersihan memang masih dianggap sulit ditertibkan.

Beberapa peserta FNRP mengaku kena semprot panitia volunteerkarena tidak boleh memakai backstageuntuk latihan, namun hal ini justru diapresiasi karena memang benar, bila backstage ramai dipakai, mobilisasi kontingen Reyog yang akan tampil akan terganggu, juga mobilisasi panitia. Maka ini memang solusi win to win karena memang panitia juga menyediakan lokasi pemanasan tersendiri di lantai atas gedung panggung utama sayap timur. Penjagaan juga ketat serta urut dari peserta yang akan tampil di belakang backstage.

Keluhan selanjutnya justru muncul untuk vendorsound systemFNRP, sebab dari tahun ke tahun, wiraswara atau tim paduan suara untuk Reyog tidak pernah diberi microphone kondensor, dan hanya diberi microphone biasa. Kondensor biasa ditemukan untuk penampilan paduan suara, karena daya tangkap suaranya yang sangat peka dan memang digunakan untuk itu, termasuk dalam hal ini untuk tim wiraswara reyog. Tentu, sebuah festival bertaraf nasional sudah wajib memiliki standar yang berkualitas dan ergonomi. Salah seorang petugas sound systemjustru berkilah, “memang saya bikin volumenya kecil biar teriaknya kenceng.” Lha, wiraswara kan bukan senggak yang tugasnya teriak-teriak. Memang, bagaimanapun mungkin tidak adil menyamakannya dengan festival kota besar, namun bila ingin maju, maka festival-festival di kota besar harus menjadi rujukan. Apalagi kalau yang tampil adalah kontingen pertama di malam itu, pasti akan jadi kontingen check sound.

Mungkin itu saja evaluasi yang saya rangkum baik dari saya pribadi serta dari beberapa postingan masyarakat. Saya berharap ke depan akan ada perbaikan yang lebih baik sesuai dengan visi Bupati Ponorogo, serta sesuai dengan harapan masyarakat awam.

PRIMUM NON NOCERE

Silahkan berkomentar, dan ingat, kata-kata anda bisa mencerminkan kepribadian anda, terutama temperamental anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun