Menelusuri Jejak Merokok Remaja: Dampak yang Ditimbulkan dalam Jangka Panjang dan Pendek

Merokok pada remaja bukanlah hal yang baru di masyarakat. Setidaknya remaja perokok aktif di Indonesia tercatat sebesar 18.8% (GYTS 2019) dan meningkat menjadi 22.04% (BPS, 2022). 

Dalam masyarakat yang terus berkembang, berbagai faktor mempengaruhi keputusan remaja untuk merokok, mulai dari tekanan teman sebaya, paparan kepada iklan tembakau yang menarik, hingga kurangnya pemahaman tentang konsekuensi jangka panjang dari kebiasaan tersebut. 

Terlebih lagi, tren baru seperti penggunaan produk tembakau elektronik juga meningkatkan risiko ketergantungan nikotin pada remaja. Banyak dari remaja tersebut belum mendapatkan edukasi mengenai bahaya dari menjadi perokok aktif dan dapat membahayakan para perokok pasif di sekitarnya. 

Maka dari itu para remaja ini harus menyadari konsekuensi jangka panjang dan pendek yang terkait dengan kebiasaan merokok ini. Mari kita telaah lebih dalam.

Konsekuensi Jangka Pendek Dari Merokok

Berikut konsekuensi jangka pendek dari merokok:

1. Gangguan Pernapasan: Asap rokok yang dihasilkan dapat mengakibatkan batuk dan kesulitan pernapasan.
2. Perubahan Fisik: Adanya perubahan fisik yang ditimbulkan oleh aktivitas merokok seperti gigi menguning, gusi menghitam, penuaan dini, dan bau mulut.
3. Masalah Keuangan: Kebiasaan membeli rokok yang berkeseringan oleh para remaja dapat mendatangkan masalah keuangan pada remaja.
4. Nafsu Makan Berkurang: Nikotin pada rokok bisa meningkatkan proses pembakaran kalori dan metabolisme di dalam tubuh sekaligus menekan dan mengurangi nafsu makan.
5. Penurunan Konsentrasi dan Fokus: Efek nikotin dapat mengganggu kemampuan seorang remaja untuk berkonsentrasi dan fokus, yang dapat berdampak negatif pada kinerja akademik.

Konsekuensi Jangka Panjang Dari Merokok

Berikut konsekuensi jangka panjang dari merokok:

1. Kanker: Jika para remaja terus menerus mengonsumsi rokok, maka di waktu yang mendatang akan memunculkan resiko kanker paru-paru, mulut, pencernaan, dan kerongkongan.
2. Gangguan Mental: Merokok pada usia remaja telah terkait dengan peningkatan risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku pada masa dewasa.
3. Ketergantungan Nikotin: Merokok pada usia remaja dapat memicu ketergantungan nikotin yang kuat, membuatnya sulit untuk berhenti merokok di masa dewasa dan meningkatkan risiko terkena penyakit yang terkait dengan merokok.
4. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah: Kebiasaan merokok pada usia remaja dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke yang dapat meningkatkan resiko kematian.

Cara Pencegahan Untuk Para Perokok Muda

Berikut upaya pencegahan untuk para remaja perokok:

1. Edukasi Mengenai Rokok: Edukasi dini  di sekolah adalah upaya yang sangat penting untuk mencegah para remaja untuk mengonsumsi rokok dan memberi informasi mengenai dampak yang muncul di masa depan.
2. Pembatasan Penjualan Rokok Bagi Remaja: Pembatasan penjualan rokok bagi remaja di warung ataupun toko-toko.
3. Konsultasi Oleh keluarga: Peran orang tua sangatlah penting untuk mencegah para anaknya mengonsumsi rokok yang dapat menghambat masa depan mereka.
4. Pembatasan Iklan Komersial Produk Rokok: Pembatasan iklan komersial rokok yang masih sering beredar di masyarakat dan mengubah cara penyampaian iklan yang masih bersifat mengatakan bahwa merokok itu nikmat.
5. Mendorong  Agar Mengikuti Pola Gaya Hidup Yang Lebih Sehat: Memperkenalkan remaja pada kegiatan-kegiatan yang sehat dan bermanfaat seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial yang tidak terkait dengan rokok, untuk mengalihkan perhatian mereka dari kebiasaan mengonsumsi rokok.

Kesimpulan