Mohon tunggu...
Eva nurdiah12
Eva nurdiah12 Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

Hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problem Seorang Pendakwah di Era Pandemi Covid-19

21 September 2022   21:43 Diperbarui: 21 September 2022   22:06 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Yang mana umat islam ketahui Dakwah merupakan mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islamiyyah yang terlebih dahulu telah diyakini oleh pendakwah sendiri. Dari Abdullah bin Amru, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat ....” (HR Tirmidzi). Hadis ini melandaskan kewajiban untuk berdakwah. Kewajiban tersebut berlaku bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan. Tidak ada alasan untuk tidak menunaikan kewajiban dakwah. Namun Sejak Maret 2020, World Health Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi akibat tingkat penyebarannya yang eksponensial secara global. Dan Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, Setiap detik Update kasus covid 19 terus diberitakan di media massa, kasus ini seharusnya tidak menjadi sebuah teror yang menakutkan tetati seharusnya men jadi semangat untuk bertahan hidup dengan menjalankan anjuran yang dikeluarkan oleh pemerintahan.

Lalu bagaimana dengan seorang da’i? apakah masih tetap berjalan seperti sebelum adanya pandemic covid-19?

Berdakwah pada masa pandemi memiliki tantangan tersendiri. Masyarakat Indonesia yang biasa menggelar kajian atau tablig akbar untuk berdakwah, kini harus dibatasi. Hal tersebut menjadi kesempatan bagi para dai untuk mengasah kreativitas mereka, Oleh karena itu sudah saatnya para pendakwah bisa melakukan bimbingan dengan mengikuti perkembangan teknologi dan menyadari bagaimana mengoptimalkan dakwah virtual melalui media teknologi informasi dan komunikasi di tengah pandemi ini supaya dakwah tetap sampai ke masyarakat dengan cara menggunakan internet, platform digital, dan media sosial.  Dengan begitu para pendakwah setidaknya paham dalam menggunakan teknologi, karena sekarang adalah masa dimana segala aktivitas dapat diunggah di medsos. Kita bisa memanfaatkan medsos sebagai alat penyebaran dakwah, agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat muslim. Meskipun dakwah dilakukan melalui medsos baik vidio atau tulisan, seorang pendakwah harus tetap berpacu pada surah An-Nahl ayat 125:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dakwah merupakan amalan yang begitu mulia dan ia adalah jalan yang ditempuh oleh para Nabi dan Rasul. Inilah jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” (QS.Yusuf : 108)

Dan juga dakwah disampaikan dengan tutur yang baik, serta memberikan nasihat menggunakan cara dan bahasa- bahasa yang santun. Hal ini agar materi yang disampaikan pendakwah dapat diterima baik oleh masyarakat, Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits:

فَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ مِنْ شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ شَانَهُ

“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya”(HR. Abu Dawud, sanad: shahih).

Hadits ini menjelaskan bahwa kelembutan akan menjadi penghias bagi sesuatu, sedangkan hilangnya kelembutan membuat suatu perkara menjadi tidak lagi indah. Di antara perkara yang membutuhkan kelembuatan adalah dakwah.

Dari penjelasan diatas bahwa masa pandemi saat ini sangatpenting peran para da'i mengoptimalkan media digital untuk berdakwah agar dakwah tetap bisa berlangsung di tengah pandemi bahkan bisa juga dijadikan alternatif untuk tetap digunakan di kondisi normal sehingga akan tercipta e-dakwah dikarenakan ada peluang dakwah menggunakan media digital ini efeknya bisa menjadi lebih efektif dan efisien di era revolusi industri 4.0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun