Mohon tunggu...
Euis RahmaPujiani
Euis RahmaPujiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Ceria

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Sebenarnya Esensi Sekolah Berbasis Digital?

9 Desember 2022   23:43 Diperbarui: 9 Desember 2022   23:57 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

APA SEBENARNYA ESENSI SEKOLAH BERBASIS DIGITAL? 

Oleh 

Euis Rahma Pujiani, S.Pd.

SMAN 1 Panggarangan

Berbicara dunia Pendidikan, menjadi fokus perhatian yang tidak ada habisnya untuk diperbincangkan dalam setiap cara peningkatan mutu dan transfer ilmu. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai perkembangan zaman, tentu saja bukan perkara mudah untuk dilakukan. Namun bukan perkara sulit untuk dilakukan. Melalui perkembangan zaman, teknologi sangat membantu dalam peningkatan kualitas pembelajaran walaupun teknologi tidak dapat sepenuhnya menggantikan proses pembelajaran secara utuh. 

Perlu digarisbawahi bahwa pembelajaran sejatinya bukan hanya beroerientasi pada kemampuan kognitif semata. Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Kemdikbud, 2003). Hal tersebut kemudian dituangkan dalam cakupan hasil belajar yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), aspek psikomotorik (keterampilan), dan aspek afektif (sikap).

Dalam proses pembelajaran, teknologi ibarat sebuah ketajaman pisau eksekusi. Apabila teknologi mampu dikuasai dengan benar, maka ketajaman pisau eksekusi akan banyak memiliki kebermanfaatan. Begitupun sebaliknya. Kecanggihan teknologi semakin terbuka lebar, memberi peluang besar yang menguntungkan, atau sebaliknya akan menggerus dan menenggelamkan dalam ketertinggalan. Dalam hal ini dibutuhkan keberanian siap menyulap keadaan sulit menjadi peluang -- peluang menakjubkan untuk ditaklukkan, sehingga akan tetap terlahir segala kekayaan ide, gagasan dan pikiran -- pikiran terbaik untuk memberi warna positif bagi dunia pendidikan.

Peran guru menjadi ujung tombak keberhasilan dunia pendidikan. Setiap transfer ilmu dan pengalaman menjadi fokus utama untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman. Hidup di era milenial menghadapi perubahan peserta didik yang dinamis tentu menjadi tantangan bagi pendidik untuk siap up to date dan mampu meng-upgrade diri untuk setiap ilmu.

Pembelajaran abad 21 yang tengah digalakkan pemerintah dalam dunia pendidikan menjadi fokus perhatian pendidik dalam upaya mengimplementasikan. Pembelajaran abad 21 mendorong pembelajaran untuk mengasah keterampilan 4C yang meliputi critical thinking, creative, collaborative, dan communicative. Keterampilan 4C diajarkan untuk mempersiapkan seseorang yang siap bersaing dalam persaingan global. Ini menjadi tantangan bagi pendidik, dihadapkan dengan kondisi tantangan berat dalam upaya pemecahan masalah tersebut.

Melalui pemanfaatan teknologi sangat efektif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran, memfasilitasi secara mandiri untuk menggali setiap pengetahuan dan pemahaman, memperkuat interaksi siswa dan guru, memfasilitasi kesulitan dalam kegiatan diskusi kelompok, mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran. Belajar atau pendidikan adalah wadah atau sarana untuk perubahan perilaku seseorang bukan hanya peningkatan intelektual semata. Pembelajaran bukan hanya sebatas pada hasil tetapi juga pada proses yang terjadi selama pembelajaran. Melalui pemanfaatan teknologi, peserta didik akan merasa senang, tidak membosankan, dan mengatasi kesulitan -- kesulitan peserta didik dalam pemahaman materi pembelajaran.

Zaman sudah berkembang. Hidup dengan tantangan milenial membuat pendidik open minded dengan segala perubahan, mengubah kesulitan menjadi sebuah tantangan. Hal ini dibutuhkan kerjasama seluruh komponen sekolah untuk terlibat dan berperan aktif merealisasikan tujuan pencapaian menjadi sekolah berbasis digital. Metode ceramah atau konvensional sudah tidak lagi efektif diterapkan dalam proses pembelajaran dewasa ini, membuat batas dalam sekat kotak hanya akan membatasi peserta didik untuk mengeksplor banyak hal. Penerapan cara kovensional dalam pembelajaran akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga, perlu adanya penggunaan strategi mutakhir yang siap digunakan dalam pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun