Mohon tunggu...
Sophia Nuraini
Sophia Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif PPG Prajabatan gelombang 1 tahun 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Topik 4 - Aksi Nyata - Pancasila Bagi Saya

28 April 2024   17:48 Diperbarui: 28 April 2024   18:10 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21? 

Sebagai warga negara Indonesia, Pancasila bagi saya pribadi adalah fondasi yang mengatur norma-norma dan aturan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan identitas saya sebagai seorang Indonesia, yang memiliki tujuan dan aspirasi untuk kemajuan bangsa Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan.

Pancasila sebagai bentuk entitas dan identitas Bangsa Indonesia, Entitas yang merupakan keunikan yang ada pada diri bangsa Indonesia, yang mana Pancasila merupakan sebagai Entitas Bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya keberagaman nilai didalamnya. Sedangkan Identitas Bangsa Indonesia yaitu suatu ciri khas yang berbeda terhadap bangsa lain karena seluruh masyarakatnya selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau pedoman yang terkandung dalam Pancasila.

Pancasila, sebagai salah satu prinsip dasar kewarganegaraan Indonesia, mencerminkan inti dan karakter bangsa Indonesia. Dalam masyarakat yang ditandai oleh beragam etnis dan budaya, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila dengan baik menggambarkan gagasan tentang kesatuan dalam keragaman. Penting untuk menanamkan pemahaman akan nilai-nilai Pancasila---seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan---mulai dari lingkungan keluarga dan meluas ke ranah pendidikan. Dengan melakukan hal tersebut, masyarakat Indonesia dapat benar-benar mewujudkan inti dari Pancasila, menunjukkan pengabdian beragama, kasih sayang, keadilan, dan manfaat bagi diri sendiri, orang lain, serta bangsa dan negara lain.

Penggabungan nilai-nilai ini dapat dicapai melalui pendidikan karakter yang berakar pada filosofi Pancasila. Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara menekankan pada pengembangan holistik individu sesuai dengan karakteristik bawaan dan tuntutan kontemporer. Dengan memanfaatkan warisan budaya Indonesia yang kaya, Ki Hajar Dewantara memanfaatkan nilai-nilai budaya ini untuk membina karakter peserta didik, sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila.

Lalu tantangan apa yang menghayati pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad 21 ini? Pada saat kita ingin melaksanakan kebaikan untuk apapun pasti tentu saja terdapat tantangan yang akan dihadapi didalamnya, berikut merupakan tantangan yang sedang kita hadapi pada pendidikan saat ini yaitu:

  • Kurikulum. Sebagai guru di negara Indonesia sudah tidak asing lagi dengan apa itu kurikulum, implementasi kurikulum di Indonesia ini memang selalu berubah ubah, tujuannya tentu ingin mencari kenyamanan dalam proses belajar mengajar serta kurikulum ini bentuk penyesuaian pembelajaran dengan adanya perkembangan zaman. Inplementasi kurikulum merdeka yang membuat perwujudan profil pelajar pancasila ini terlihat masih belum optimal terlaksana, faktanya bahwa beberapa sekolah di Indonesia masih saja menerapkan kurikulum 2013. Tidak salah memakai kurikulum 2013 namun hal tersebut tidak selaras dengan ujaran pemerintah yang sekarang seharusnya sekolah telah menerapkan pembelajaran dengan kurikulum merdeka. Karena didalamnya peserta didik dan guru akan mengetahui seberapa besar pengaruh pancasila terhadap pembelajaran dan implementasi pancasila dalam kehidupan sehari -- hari.
  • Pola pikir guru. Sebelum kita menuntut peserta didik kita untuk dapat menerapkan pembelajaran dengan adanya perwjudan Profil Pelajar Pancasila, sebagai guru pola pikirnya masih harus diperbaiki khususnya guru guru di Indonesia, mengapa? Masih banyak diluaran sana guru yang belum memiliki pemikiran terbuka terhadap perubahan pada abad 21 ini yang seharusnya seluruh guru di Indonesia telah dapat berpikir dinamis dan adaptif terhadap tuntutan zaman di abad 21. Sebagai guru harus paham betul dengan apa makna dari Pancasila sebagai pondasi pendidikan sehingga dapat mengoptimalkan penerapannya dalam pendidikan. Seagai guru di generasi abas 21 ini harus bisa melek akan teknologi dan terbuka akan wawasan luas, dengan teknologi pendidikan malah akan terbantu dalam proses pembelajarannya, guru bisa menerapkan pembelajaran yang dapat membuat peserta didik luas akan kebhinekatunggalikaannya.
  • Globalisasi. Tidak bisa kita pungkiri bahwa globalisasi membawa dampak yang sangat luar biasa bagi kita semua, salah satunya dalam bidang pendidikan, dampak globalisasi ini bisa saja membawa hal positif dan negatif. Dampak positifnya tentu dengan adanya perkembangan teknologi kita semua dapat mengakses segala hal yang berhubungan dengan apa yang kita minati, dengan adanya teknologi kita dipermudah untuk mengakses segala hal, tentu bahan ajar pun dapat kita akses di internet bahkan dapat mempermudah kita dalam belajar. Akan tetapi terdapat dampak negatif dari adanya globalisasi ini, yaitu dengan kita dapat mengakses segala hal maka kita tidak memiliki batasan dalam pencarian yang kita inginkan, bahanyanya ketika informasi yang kita dapat akan memecah belah persatuan bangsa, atau bisa saja informasi yang kita dapatkan ini tidak disaring terlebih dahulu maka menyebabkan terjadi masuknya bidaya luar ke Indonesia, sangat mudah mencuci otak para peserta didik kita, bahanya juga dapat berpotensi menghilangkan rasa nasionalisme serta cinta tanah air kita ini yang sudah ditanamkan sejak dini
  • Peserta didik. Sering kali kita dapat lihat di sekolah maupun dilingkungan sekitar bahwa sebagian besar peserta didik bersikap acuh terhadap lingkungannya. Contoh kecil saja saat mereka melihat temannya yang kesusahan mereka tidak melihatnya bahkan lebih asik dengan dunianya sampai sampai tidak memperhatikan temannya yang sedang kesulitan. Lunturnya nilai nilai karakter pada peserta didik, sebagai guru kita bisa rasakan karakter peserta didik jaman sekarang dan jaman dahulu itu berbeda, peserta didik di zaman sekarang ini cenderung kurang memiliki inisiatif dalam melakukan segala hal karena mereka asik dengan dunianya dan rata rata mereka asik dengan ponselnya. Maka untuk dapat meningkatkannya kita sebagai guru harus memberikan contoh dengan perlakuan kita selama di sekolah dan dilingkungan, serta menceritakan pengalaman guru kepada peserta didik alih alih sedang bercerita, karena pada dasarnya peserta didik ini akan melakukan suatu hal apabila mereka melihat sesuatu yang konkrit dibandingkan yang abstrak, maka peran guru dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila ini sangat perpengaruh untuk peningkatan karakter pesrrta didik.
  • Orang tua. Jangan salah bahwa dalam proses belajar peserta didik bukan hanya belajar saja di sekolah namun peran orang tua itu sangat penting dalam penanaman pendidikan kepada anaknya, sekolah bukan tempat penitipan anak yang dituntut untuk pintar, sekolah merupakan tempat para peserta didik mengembangkan kemampuan yang mereka miliki serta bakat yang mereka punya dikembangkan disekolah. Pendidikan yang berorientasi dengan penanaman pancasila bagi peserta didik unu sangat penting karena orang tua merupakan role model utama yang peserta didik ini percayai, orang tua memberukan pembentukan nilai nilai pancasila kepada anak seperti mengarahkan kebaikan yang harus dilakukan untuk diri sendiri dan masyarakat, memberi tahu dan memberi contoh mengenai nilai nilai sikap yang baik sebagai anak. Karena orang tua merupakan pemberi contoh yang baik bagi anaknya, dengan orang tua peserta didik dapat melakukan komunikasi yang terbuka, mereka dapat menanyakan hal hal pentingnya nilai nilai pancasila dalam kehidupan mereka

lalu bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas)?

Kegiatan yang dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yaitu dengan melaksanakan pembelajaran yang menarik serta dapat membuat peserta didik tertarik dalam pembelajaran, tidak hanya tertarik dalam pembelajaran namun peserta didik akan mudah memahami materi pembelajarannya, yaitu dengan belajar dengan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Penting bagi guru mengetahui karakteristik peserta didik di kelasnya, selain itu guru mengajak peserta didik belajar yang mengarah pada pembelajaran Profil pelajar Pancasila, seperti berdoa sebelum belajar sebagai salah satu contoh melaksanakan dari poin Profil Pelajar Pancasila.

Ada banyak kegiatan di kelas yang dapat dilakukan oleh guru untuk memajukan pengembangan profil siswa Pancasila. Upaya ini dapat berhasil jika guru memahami inti dari profil siswa Pancasila dan memahami karakteristik yang beragam dari para siswa mereka. Melalui pemahaman ini, guru dapat memfasilitasi proses pembelajaran dengan cara yang menguntungkan siswa. Pengakuan terhadap identitas dan signifikansi Pancasila mungkin bervariasi di antara siswa, sehingga guru sebaiknya membimbing siswa dalam meningkatkan pemahaman mereka tentang identitas Pancasila, yang melekat pada mereka. Ketika siswa menginternalisasi identitas Pancasila, cita-cita pendidikan - di mana siswa tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga perilaku- dapat terwujud. Meskipun menantang, mencapai tujuan ini dapat dilakukan melalui upaya kolaboratif melibatkan semua pihak yang terlibat, karena kolaborasi bersama dapat menyederhanakan tugas yang menantang dan membuat pencapaian mereka menjadi mungkin. Perwujudan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik di abad 21 ini terdapat 6 karakter pancasila diantaranya: 

  • Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia. Pelajar Indonesia harus memiliki akhlak yang baik dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini pelajar Indonesia harus memahami nilai akhlak beragama, akhlak  pribadi,  akhlak  kepada  manusia, akhlak  kepada alam dan akhlak bernegara akhlak pribadi, dengan pelaksanaan membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, membiasakan peserta didik untuk beribadah sesuai dengan kepercayaannya, beribadah tepat waktu, membiasakan melakukan budaya 5S, serta mewujdukan sikap toleransi dengan seluruh orang

  • Berkebinekaan Global. Dalam   hal   ini   berarti   pelajar  Pancasila   harus   mampu   mempertahankan nilai-nilai   luhur,   kearifan   lokal   dan   identitas   bangsa.   Namun   disisi   lain   tetap memiliki   wawasan   dan   keterampilan   global   dan   mampu   terbuka   untuk berinteraksi   dengan   budaya   lain.   Sehingga   diharapkan   akan   muncul   rasakebanggan   dan   cinta   tanah   air,   secara   bersamaan   memupuk   rasa   saling menghargai budaya lain secara positif. Dengan pelaksanaan di sekolah dapat mengadakan beberapa kegiatan peringatan hari besar nasional dan hari besar internasional sebagai bentuk penghargaan dan pengingat bahwa kita adalah warga negara Indonesia. Dan guru dapat membimbing dalam proses pembelajaran dikelas dalam kegiatan belajar kelompok secara acak dan memperkenalkan budaya dari setiap daerah yang ada di Indonesia sebagai bentuk pengingat bahwa Indonesia memiliki keberagaman yang sangat luas dan harus kita lestarikan.

  • Bergotong royong. Budaya kolaborasi, kepedulian, berbagi dan secara sukarela menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama agar bisa tuntas dengan cepat dan lancar merupakan cerminan dari identitas masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan kepada generasi muda. Dalam pelaksanaan pembelajarannya guru dapat membiasakan peserta didik dalam kegiatan belajar kelompok dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang mana didalamnya pembelajaran akan berjalan dengan baik sesuai dengan pembagian tugas yang sudah diberikan, dalam lingkungan sekolah guru pun mengajak serta membimbing peserta didik dalam pelaksanaan piket kelas sebagai bentuk gotong royong dengan rekan satu kelasnya.

  • Mandiri. Kemandirian   berarti   setiap   peserta   didik   mampu   bertanggung   jawab terhadap proses pembelajaran yang dijalaninya, sadar atas kemampuan diri, dapat mengendalikan emosi,  mampu mengatur  pikiran   dan perasaan  untuk mencapai tujuan. Dengan kegiatan seperti guru membimbing peserta didik untuk mengerjakan semua sendiri, guru membimbing peserta didik untuk bisa menentukan suatu pilihan mereka, dan guru membimbing peserta didik untuk dapat mengerjakan tugasnya individunya sebagai bentuk melatih kemandirian diri peserta didik

  • Bernalar kritis. Bernalar   kritis   menunjukan   kemampuan   siswa   secara   objektif   dalam memproses informasi dan  bisa  memberikan alternatif   pemecahan   masalah,mengelaborasi   berbagai   informasi,   menganalisis,   mengevaluasi   dan menyimpulkannya. Seperti kegiatan di kelas dengan guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mengasah kemampuan otaknya dengan pembelajaran berbasis masalah yang dapat membantu peserta didik meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya

  • Kreatif. Peserta didik yang kreatif, berarti mampu menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan memiliki dampak positif. Dalam perwujudan didalam kelas guru dapat memberikan tugas yang dapat membuat peserta didik ini melatih motoriknya, seperti dengan memberikan tugas prakarya kepada peserta didik baik secara kelompok maupun individu, serta guru dapat mengembangkan potensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek, yang mana peserta didik dapat memikirkan barang atau hal hal yang mereka pikirkan terhadap suatu benda yang akan mereka proyekan dalam pembelajaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun