Mohon tunggu...
Eddy Suryodipuro
Eddy Suryodipuro Mohon Tunggu... Penulis - Warga NU

● Integrity is doing the right thing ●

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Renggut Kebahagiaan Mereka Hanya Karena Rokok

30 Oktober 2017   11:30 Diperbarui: 30 Oktober 2017   11:41 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: http://www.freepik.com

Hari ini, tepat satu minggu saya berhenti merokok (1). Disaat niat berhenti merokok sudah menjadi tekad yang kuat demi melanjutkan kehidupan yang sehat bersama keluarga, rasa sakit mulai terasa di dada, sesak dan nyeri rasanya, timbul rasa was-was apakah ini gejala penyakit jantung?, tanpa pikir panjang lagi saya memeriksakan diri ke rumah sakit. Pemeriksaan awal dilakukan dengan merekam jantung untuk melihat kondisi jantung saya apakah normal atau terdapat masalah, Dokter memeriksa dengan sangat teliti dan selanjutnya memberikan obat pengencer darah serta obat penghilang rasa nyeri (hanya diminum saat terasa nyeri saja) dan merekomendasikan saya untuk melakukan treadmill test pada keesokan harinya di rumah sakit yang sama.

Saat treadmill test, Petugas rumah sakit menempelkan beberapa kabel ECG untuk merekam kerja jantung selama beraktifitas. Treadmill juga dapat digunakan sebagai tes skrining yang dapat mendeteksi adanya penyempitan arteri koroner yang dapat membatasi suplai oksigen ke otot jantung (2). Setelah sembilan menit melakukan treadmill baru mulai terasa nyeri di dada, saya minta kepada Petugas untuk menghentikan proses treadmill tersebut, kemudian hasil rekaman aktifitas jantung keluar dan Petugas menginformasikan kepada saya bahwa hasil rekaman tersebut akan diserahkan ke Dokter dan nantinya Dokter yang akan memberikan penjelasan mengenai hasil treadmill tersebut.

Terlepas dari hasil pemeriksaan Dokter, satu hal yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini adalah tentang pengorbanan orang-orang disekitar saya yang sangat saya sayangi yaitu istri dan anak-anak, betapa kebahagiaan mereka terletak pada perjuangan saya untuk tetap hidup sehat dan menjauhi rokok. Semangat yang mereka berikan agar saya berhenti merokok tak pernah luntur, bahkan sampai dibawa ke alam mimpi. Saya menyadari dengan sepenuh hati, melalui perenungan panjang, jika saja hidup saya tidak lebih lama dari mereka hanya gara-gara rokok, maka penyesalan saya terhadap sebuah kesia-siaan hidup akan saya bawa sampai mati.

Saya tidak ingin senyum mereka saat ini terhenti karena ayahnya menderita akibat rokok, selepas saya menyatakan untuk berhenti merokok maka saya sedang mengembalikan senyum mereka ke dalam pelukan hangat utuhnya keharmonisan rumah tangga. Saat ini, yang saya rasakan adalah dada terasa lega, dan seperti manusia baru yang terlahir di dunia dengan tawa ceria. 

Saya menghidupkan kembali mimpi anak-anak untuk tetap bisa bersekolah dan meraih semua yang dicita-citakan, berhentilah merokok karena merokok bisa membunuhmu, pikirkan senyum kebahagiaan mereka, istri dan anak-anak yang menanti hangatnya pelukan seorang ayah di gerbang kebahagiaan. Tidak ada kata "terlambat", "nanti saja" atau "iya, berhenti bertahap", lakukan sekarang juga dengan total, minta dukungan orang-orang terdekat Anda, jangan hiraukan bully-an rekan-rekan kerja yang berusaha membujuk Anda kembali kepada rokok. Pusatkan pikiran, bahwa rokok dapat benar-benar membunuhmu. Jangan renggut kebahagiaan mereka (istri & anak-anak) hanya karena rokok, please dengarkan saya!.

Jakarta, 30 Oktober 2017.

Sumber:

1. Saya Berhenti Merokok, Titik!

2. Treadmill

Baca juga:

- Berdoalah, Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun