Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengulas Buku "Happy Little Soul" Karya Retno Hening

18 Maret 2019   13:12 Diperbarui: 19 Maret 2019   11:42 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I started read this Happy Little Soul with a happy soul. Mungkin karena dengan melihat cover-nya saja saya bisa langsung membingkai wajah imut Kirana dan suara lembut Ibuk Retno Hening yang selalu hadir di timeline Instagram saya (dan yang kemungkinan besar juga lalu-lalang di timeline Instagram Anda semua). 

Kalau Anda mengernyitkan kening dan penasaran siapa Kirana dan Ibuk Retno Hening, Anda kemungkinan bukan pengguna aktif media sosial. Mereka adalah pasangan ibu dan anak yang mendadak menjadi selebgram karena tingkah lucu dan cerdas Kirana yang selalu diabadikan ibunya dan diunggah ke media instagram. 

Nah, buku Happy Little Soul ini ditulis oleh sang ibu tak lama setelah Kirana viral di media sosial. Buku yang disambut baik oleh jutaan penggemar Kirana di tanah air. Well, memang agak sulit untuk bersikap netral terhadap sebuah buku bila kita sudah memiliki seperangkat nilai terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan buku itu. And I do have some expectation of what would I get from this book.

Meskipun saya mengawali membaca buku ini dengan senyum paling manis dan kegembiraan luar biasa, buku ini malah membuat saya menitikkan air mata di bab awal dan bab akhirnya. Alasannya klise, semangat dan cinta seorang ibu yang besar itu sangat menular, dan menangis mungkin adalah wujud ekspresi naluriah saya sebagai seorang perempuan yang begitu merindukan sosok buah hati. Okay, mari kesampingkan emosi sejenak untuk benar-benar bisa mengulas buku ini.

Happy Little Soul adalah sebuah buku berisi catatan pengalaman dan cerita dari seorang ibu muda tentang kesehariannya bersama anak pertamanya, Kirana. 

Dimulai dengan kisah pra masa kehamilan (yang berhasil bikin saya mewek), pengalaman saat mengandung, menyusui, berbagai tantangan yang harus dihadapi selama masa-masa itu karena sang anak mengidap Dermatitis Atopi, serta kebahagiaan bermain bersama sang anak yang menjadi obat segala penat. Di dalamnya disertakan juga beberapa foto, surat tulisan tangan penulis, corat-coret hasil kreativitas Kirana, dan ilustrasi berwarna-warni yang menggemaskan.


Di bab akhir buku ini (yang membuat saya kembali mewek) saya terhenyak dan manggut-manggut dengan cerita Ibuk mengenai the way she deal with herself menanggapi semua perasaan bersalah atas komentar-komentar orang sekelilingnya tentang caranya membesarkan Kirana. That was very touching. 

Saya juga benar-benar tercerahkan dengan bagaimana Ibuk dengan bijak mengidentifikasi alasan-alasan mengapa orang-orang tersebut sering mengomentarinya, sehingga ia tahu bagaimana menghadapinya dengan kepala dingin. Sebuah nilai baik yang perlu dicontoh ibu-ibu lainnya.

Buku parenting ini menggunakan gaya sharing, instead of  teaching, dan ini menurut saya adalah kelebihan sekaligus kekurangan buku ini. Kelebihannya adalah bahwa membacanya terasa seperti mendengarkan cerita seorang teman yang sedang bercakap-cakap, sehingga sama sekali tidak ada kesan menggurui, ringan untuk di pahami dan insightful.  

Kekurangannya, karena gaya penulisannya adalah sharing pengalaman, terdapat banyak sekali pengulangan ide di sana-sini, yang membuat saya merasa bosan di tengah-tengah ketika membacanya. Honestly, I did skip some pages with those repetition. Tapi saya ragu untuk mengklaim buku ini membosankan. Pertama karena saya mengikuti kisah Kirana dan Ibuk, so I do get the Idea of how she raises Kirana.

Kedua, karena saya sudah sering membaca buku parenting yang lebih 'berat' dan sering menghadapi anak-anak bahkan yang justru memiliki behavioural disorder, So I do have a set of knowledge that Ibuk delivered. Sedangkan untuk mereka yang sama sekali belum punya pengalaman berhadapan dengan anak-anak, pengulangan ide-ide itu mungkin memang diperlukan to emphasize how important it is. Anda bisa membacanya sendiri untuk memastikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun