Mohon tunggu...
Esti Budi Astuti_22104080066
Esti Budi Astuti_22104080066 Mohon Tunggu... Mahasiswa PGMI - UIN Sunan Kalijaga

you is leader for yourself

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Maksud HRD Tanyakan Telur Ayam Raksasa

19 Mei 2025   15:00 Diperbarui: 19 Mei 2025   10:29 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: x.com/workfess

Wawancara kerja merupakan tahap penting yang menentukan apakah seseorang lolos atau tidak dalam proses rekrutmen. Biasanya, pewawancara mengajukan pertanyaan seputar pengalaman, kemampuan, atau kepribadian. Namun baru-baru ini, media sosial ramai membicarakan pertanyaan nyeleneh dari HRD: “Kalau ayam sebesar rumah, telurnya seberapa?”

Pertanyaan ini viral setelah akun @worksfess membagikan tangkapan layar unggahan seseorang yang mengalaminya. Warganet merespons dengan beragam reaksi, mulai dari tawa hingga analisis ilmiah. Namun, pertanyaan ini bukan sekadar lelucon.

HRD Uji Pola Pikir Lewat Pertanyaan Unik

Pertanyaan tersebut termasuk dalam kategori projective question, atau pertanyaan proyeksi dalam dunia psikologi. HRD menggunakannya untuk mengamati cara pikir pelamar dalam menghadapi situasi tidak biasa. Tujuan utama pertanyaan ini adalah mengukur:

  • Kreativitas

  • Pemikiran logis

  • Ketenangan saat menghadapi tekanan

  • Kemampuan adaptasi

  • Cara menyampaikan ide secara unik

Menurut pakar psikologi industri dari Universitas Indonesia, perusahaan modern menilai pentingnya kemampuan berpikir fleksibel dan kreatif. Maka, pertanyaan seperti ini berguna untuk menyaring kandidat dengan pola pikir inovatif.

Ayam dan Telur Sebagai Simbol Diri Anda

Secara simbolik, ayam melambangkan potensi besar seseorang, sementara telur mencerminkan hasil dari potensi tersebut. Jika seseorang berpotensi besar (ayam sebesar rumah) tetapi kontribusinya kecil (telur sekecil kelereng), maka perusahaan akan mempertanyakan keseimbangan antara kapasitas dan output.

HRD ingin tahu apakah Anda menyadari pentingnya memberikan hasil kerja yang sepadan dengan potensi Anda.

Contoh Jawaban yang Dinilai Positif

Jawaban yang baik tidak harus lucu atau serius, tetapi perlu mencerminkan logika dan pemikiran kreatif. Contohnya:

“Jika ayamnya sebesar rumah, maka secara proporsional telurnya bisa sebesar mobil atau bahkan ruangan kecil, tergantung struktur biologisnya.”

Jawaban ini mencerminkan:

  • Pola pikir logis

  • Kesiapan menghadapi pertanyaan tak terduga

  • Kemampuan analisis

  • Ketidakpanikan saat menerima pertanyaan absurd

Jawaban yang Sebaiknya Dihindari

Beberapa contoh jawaban yang kurang tepat antara lain:

  • “Saya melamar kerja, bukan ikut kuis.”

  • “Pertanyaannya nggak masuk akal.”

  • “Saya nggak tahu dan nggak mau tahu.”

Jawaban seperti ini menunjukkan kurangnya fleksibilitas dan sikap tidak respek terhadap proses seleksi.

Perusahaan Ingin Lihat Siapa Anda Sebenarnya

Banyak perusahaan—terutama di sektor startup, kreatif, dan teknologi—menggunakan pertanyaan unik untuk menguji kepribadian pelamar. Menurut Harvard Business Review, pertanyaan tidak biasa justru menggambarkan potensi pelamar lebih akurat dibandingkan pertanyaan standar.

Jangan Remehkan Pertanyaan Aneh

Meskipun terdengar lucu, pertanyaan seperti “Kalau ayam sebesar rumah, telurnya seberapa?” bisa menjadi kunci lolos atau tidaknya Anda dalam proses wawancara. Fokuslah pada cara Anda berpikir dan menjawab, bukan pada “kebenaran” jawaban itu sendiri.

Ambillah waktu untuk berpikir, tetap tenang, dan tunjukkan siapa diri Anda melalui cara menjawab. Pertanyaan absurd bisa jadi jalan Anda menunjukkan logika dan kreativitas yang sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun