Secara historis, umat Islam dan Kristen di Kampung Sawah berasal dari saru rumpun ataupun keturunan. Akibatnya hubungan kekeluargaan sangat terlihat akrab, tentunya karena terikat oleh tali persaudaraan. Bahkan ada dalam satu keluarga terdapat beberapa penganut agama.
Namun begitu, daerah Kampung Sawah meruoakan tempat favorit warga Kristiani maupun Katholik dari berbagai daerah yang sedang mengadu nasib tinggal di pinggiran Ibu Kota. Ada berbagai alas alas an selain tempatnya sejuk dan dekat dengan Jakarta, di Kampung Sawah telah terdapat suatu komunitas Kristen dan Katholik yang cukup banyak di bandingkan dengan daerah lainnya. Selain itu juga sikap toleransi antar umat beragama juga tinggi. Sehingga tidak ada yang memicu dan menggangu tentang keagamaan mereka masing masing.
Kegiatan yang menyatukan semua unsur di Kampung Sawah adalah kegiatan hari Sedekah Bumi yang dirayakan setiap 13 Mei. Di acara tersebut, tersaji sebagai hiburan maupun makanan. Pada malam menjelang perayaan, masyarakat sekampung akan berkumpul untuk membahas masalah masalah desa bersama.Â
Kegiatan ini disebut Ngeriung Bareng. Sebuah acara kumpulan bagi perwakilan lintas agama untuk berkomitmen memberdayakan persatuan Kampung Sawah tetap Harmonis tidak ada yang membeda bedakan yang membuat perselisihan. Karena di Kampung Sawah tidak terdapat tiga agama itu saja melainkan juga ada yang beragama Hindu, Budha, maupun yang beragama Khong Hu Cu.Â
Mengenai suku juga yang sangat beragam tidak hanyab dari unsur Betawi, suku Sunda, Jawa, Cina, Batak, dan dari daerah lainnya juga masih banyak. Inilah suatu cara yang dapat di wariskan leluhur yang mengajarkan kerukunan dalam banyaknya perbedaan.Â