Mohon tunggu...
emir yunus
emir yunus Mohon Tunggu... -

keluar dari rahim ibu tercinta pada 29 juli 1987 di solo. sekarang bekerja di sebuah lembaga tinggi negara. dua anak, satu istri. simpleisbetter. sekadar ingin belajar menulis dan membaca di sini..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar

28 Februari 2018   09:24 Diperbarui: 28 Februari 2018   09:40 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapapun Anda dan apapun status serta profesi Anda, Anda tidak boleh berhenti belajar. Anda harus menjadi seorang pembelajar, untuk sukses, bahkan untuk sekadar bertahan hidup. Dan salah satu cara paling baik untuk belajar adalah dengan menulis -karena butuh membaca atau mendengar sebelumnya. Maka, saya (kembali) menulis.

Belajar. Ayat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi terakhir menyiratkan perintah belajar; iqra' (bacalah). Belajar merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan. Sebagai orang berakal, kita sepakat bahwa suatu saat kita akan mati. 

Dan sebagai orang beriman, kita pun sepakat bahwa ada kehidupan yang lain setelah kematian; kehidupan yang jika kita pikir lebih lanjut lebih penting dari kehidupan kita hari ini, karena kita akan hidup abadi selamanya di sana nanti. Maka, sebagai orang berakal dan beriman, kita seharusnya sepakat bahwa belajar tentang kehidupan akhirat, yakni tentang ilmu agama, lebih penting dari belajar ilmu-ilmu duniawi.

Prioritas. Orang yang cerdas adalah yang sadar bahwa ia tidak akan mamu melakukan segalanya. Umur kita terbatas. Oleh karenanya, ia melakukan prioritasisasi. Melakukan sesuatu mulai dari yang paling penting, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya. 

Begitu pun dalam belajar/menuntut ilmu. Maka, sehubungan dengan paragraf sebelumnya, seharusnya kita memprioritaskan mempelajari ilmu agama dibanding ilmu-ilmu dunia. Bahkan, dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Allah murka kepada orang yang pandai dalam urusan dunia, tetapi bodoh dalam urusan agama. Lebih dalam lagi, dalam belajar ilmu agama pun, kita masih harus melakukan prioritasisasi. Mana bagian dari agama itu yang paling penting, dari situlah kita mulai belajar.

Sejak SD atau bahkan TK, kita sudah mengenal rukun Iman dan rukun Islam. Itulah bagian terpenting dari agama ini. Rukun adalah syarat yang harus ada agar sebuah hal itu sah. Sesuai urutannya, rukun Iman yang pertama, itulah yang paling penting dari yang terpenting. 

Ya, Iman kepada Allah. Dan ini in-line-with rukun Islam yang pertama: Syahadat. Jika rukun Iman pertama tsb (begitu juga yang lain) lebih ke amalan hati, rukun Islam yang pertama (begitu juga yang lain), lebih ke amalan dzahir, yakni ucapan; laa ilaaha illallaah muhammadarasulullaah 

Bahwa syahadat merupakan hal paling penting, ini juga selaras dengan hadits bahwa barangsiapa akhir ucapannya laa ilaaha illallaah,maka ia akan masuk Surga. Adakah yang lebih penting dari masuk Surga dan selamat dari Neraka? Namun, tentu hal ini bukan sekadar ucapan, tetapi ucapan yang dilandasi dengan pemahaman dan keyakinan yang benar. Untuk ilah, kita menuntut ilmu; agar tahu, paham, kemudian yakin.

bersambung..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun