Pernah nonton Denzel Washington bermain dalam film The Taking of Pelham 123? Bila pernah, maka kita akan kembali melihat aksi Denzel bermain (Frank) dalam film barunya Unstoppable yang membuat jantung berdetak lebih kencang sepanjang film diputar. "Aku sampai bersembunyi di belakang punggung Yayangku karena gak tahan melihat kereta api itu tabrakan" "Tanganku hampir sepanjang film diputar selalu diremas abiz oleh istriku. Benar-benar film yang menegangkan" "Padahal alur ceritanya biasa saja ya?" "Padahal ini kan kisah nyata ya? Kok bisa sampai tegang begini ya?" [caption id="attachment_2178" align="aligncenter" width="480" caption="Kereta tanpa masinis (Unstoppable)"][/caption] Unstoppable berbeda memang dengan Pelham. Pelham adalah film thriller 2009, yang disutradarai oleh Tony Scott, dan dibintangi oleh Denzel Washington juga. Di film itu Denzel mendapat pasangan yang tidak asing lagi, John Travolta. Pelham bukan kisah nyata, Pelham adalah sebuah film adaptasi dari novel dengan nama yang sama oleh Morton Freedgood (menulis dengan nama samaran John Godey), dan merupakan remake dari film aslinya adaptasi 1974, yang juga dibuat ulang pada tahun 1998 sebagai film TV. Produksi versi ini dimulai pada Maret 2008, dan dirilis pada 12 Juni 2009. (Wikipedia) Di film Unstoppable, Denzel Washington berperan sebagai Frank, seorang masinis sarat pengalaman yang menunggu hari akhir kerjanya. Kecintaannya pada kereta api membuat Frank terasa menyatu dengan segala kehidupan yang terkait dengan kereta api. Inilah film yang diangkat dari kisah nyata dengan alur yang sangat sederhana tetapi mampu memukau penonton dari awal sampai akhir film. Inilah cerita sebuah kereta api tanpa masinis yang mengiris jalur kereta api tanpa bisa dihentikan lagi. Diawali dengan kondisi mental masing-masing tokoh dalam film itu yang labil, maka SOP (Standard Operating Procedure) kereta api tidak dijalankan dengan baik. Kejadian menjadi tidak terkontrol ketika kesalahan-kesalahan kecil itu bertemu dengan kesalahan kecil lainnya dan menjadikan kereta "mati" tanpa masinis menjadi "hidup" dengan kekuatan penuh dan gerbong yang sangat panjang. Untuk kasus biasa dan tidak saling terkait, kesalahan menjalankan SOP itu bisa jadi tidak bermasalah, tetapi ketika kesalahan kecil bertemu menjadi satu kesatuan, maka terjadilah malapetaka yang tidak pernah terbayangkan. Sebuah rangkaian gerbong yang sangat penjang, ditarik oleh sebuah lokomotif dengan kecepatan maksimal dan tanpa masinis. Penyelamatan sederhana dilakukan sampai akhirnya harus menggunakan penyelamatan pamungkas, tapi tetap saja kereta melaju tanpa kendali. Penanganan yang setengah-setengah terhadap kasus ini membuat kasus ini makin melebar kemana-mana. Dengan kondisi kereta tanpa masinis, maka kereta seharusnya akan berhenti sendiri di suatu tempat secara otomatis, tetapi kenyataan bicara lain. Rem angin tidak dipasang, sehingga kereta tetap saja melaju. Itulah yang kemudian disebut kereta tanpa masinis dan dalam kondisi "HIDUP"!. Meski harus bertarung dengan Harry Potter ataupun Rapunzel dan tanpa publikasi yang berlebihan, terlihat Unstoppable mampu menyedot perhatian penonton film Indonesia. Agaknya publikasi dari mulut ke mulut cukup membuat membuat film ini laris manis di minggu-minggu desember ini.