Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duka Umat Muslim dalam Pembantaian Srebrenica

17 Juli 2020   05:52 Diperbarui: 27 Juni 2021   17:45 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peziarah berdoa di pemakaman massal di Potocari, dekat Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina pada 11 Juli.( Foto/REUTERS)

Kala itu, November 1992, Elvedin Pasic masih berusia 14 tahun. Ia salah seorang yang berhasil selamat dari pembantaian 150 orang muslim Bosnia oleh tentara Serbia Bosnia di Desa Grabovica. Itu pula yang membawa Elvedin Pasic bersaksi di pengadilan genosida dan kejahatan perang di Den Haag, Belanda. 

Pengadilan genosida di Belanda ini mengajukan 11 tuduhan terhadap Ratko Mladic. Pasalnya mantan komandan tentara etnis Serbia - Bosnia inilah yang bertanggungjawab atas pembantaian ribuan muslim Bosnia. Setelah melalui proses panjang, hakim memutuskan Mladic dihukum penjara seumur hidup.

Perang Bosnia memang menyisakan sejarah kelam bagi muslim di negara pecahan Yugoslavia ini. Muslim Bosnia adalah keturunan dari Slavia Bosnia yang menganut Islam di bawah pemerintahan Turki Ottoman pada Abad Pertengahan. Mereka mencatat sepanjang Juli 1995 adalah hari-hari yang paling mematikan. Dalam rentang waktu kurang dari dua pekan, sebanyak 8000 orang lebih muslim Bosnia di kamp pengungsian Srebrenica dihabisi nyawanya.

Inilah pembunuhan massal terburuk di daratan Eropah sejak perang dunia kedua. Pasukan penjaga perdamaian PBB yang terdiri dari satu kontingen tentara Belanda dengan 600 personil, diam tanpa melakukan apa-apa. Bahkan Komandan pasukan perdamaian PBB dari Belanda Letkol Karremans tega menyerahkan 5000 orang pengungsi yang berlindung di kamp pengungsian Srebrenica kepada pasukan Serbia-Bosnia untuk diganti dengan 14 anggota pasukan Belanda yang ditawan.

Perang Bosnia bermula ketika  Bosnia - Herzegovina, negara pecahan Yugoslavia ini, menggelar referendum kemerdekaan pada 1 Maret 1992. Hasilnya, ternyata rakyat menyetujui kemerdekaan. Selang dua hari kemudian, 3 maret 1992, Ketua Presiden Bosnia - Herzegovina, Alija Izetbegovic mendeklarasikan kemerdekaan Bosnia  - Herzegovina. Amerika Serikat dan Komunitas Ekonomi Eropah mengakui kemerdekaan dan kedaulatan negara baru ini pada 6 April 1992.

PBB juga mengakui kedaulatan Bosnia - Herzegovina. Pada 22 mei 1992 Bosnia - Herzegovina sudah masuk sebagai anggota PBB. Namun perjalanan kedaulatan negara ini tidak berjalan mulus. Hasil referendum ini ditolak kelompok Serbia Bosnia. Pasukan Serbia Bosnia dengan kekuatan senjata merebut Srebrenica pada tahun 1992. Memang, wilayah itu berhasil direbut kembali oleh tentara Bosnia. Namun pengepungan dan bentrokan antara kedua belah pihak semakin terjadi.

Di tengah kepanikan warga sipil, pada April 1993, Dewan Keamanan PBB menyatakan kantong Srebrenica merupakan "daerah aman" bebas dari serangan bersenjata atau tindakan permusuhan lainnya. Pernyataan PBB ini membuat warga sipil merasa nyaman. Namun perang terus berkecamuk, pengepungan terus berlanjut. kenyataan terus berubah. Persediaan makanan hampir habis, baik untuk warga sipil maupun untuk pasukan tentara penjaga perdamaian PBB. Penduduk Bosniak mulai ada yang mati kelaparan.

Ratko Mladic (tengah) (Foto BBc Indoensia)
Ratko Mladic (tengah) (Foto BBc Indoensia)
Dalam kondisi yang terus memburuk, pasukan Serbia-Bosnia tak henti melancarkan serangan. Pada 6 Juli 1995, pasukan Serbia Bosnia menyerang Srebrenica. Pasukan PBB menyerah dan mundur ke kota. Serangan udara NATO, yang dipanggil untuk membantu, tidak berbuat banyak untuk meredakan serangan. Wilayah Srebrenica jatuh dalam lima hari. Jenderal Mladic berjalan dengan penuh kemenangan melintasi kota bersama para jenderal lainnya.

Cemas dengan invasi Serbia-Bosnia, sekitar 20.000 pengungsi Bosnia-Herzegovina melarikan diri ke pangkalan utama tentara PBB. Di sana mereka berharap akan mendapatkan perlindungan. Namun harapan mereka patah di tengah jalan. Pembunuhan dimulai pada hari berikutnya. Ketika para pengungsi Muslim naik bus untuk menyelamatkan diri, pasukan Serbia - Bosnia memisahkan pria dewasa dan anak laki-laki dari kerumunan dan membawa mereka pergi untuk ditembak. Mereka dibunuh di sebuah gudang dekat Desa Kravica.

Ribuan muslim Bosnia dieksekusi dan kemudian didorong ke kuburan massal dengan buldoser. Bahkan beberapa diantara muslim Bosnia dikubur hidup-hidup, sementara beberapa orang dewasa dipaksa untuk menonton anak-anak mereka dibunuh. Perempuan dan anak perempuan dikeluarkan dari rombongan pengungsi dan diperkosa. Saksi mata berbicara tentang jalanan yang dipenuhi darah dan mayat yang bergelimpangan.

Seperti ditulis BBC Indonesia, pada 2017, pengadilan PBB di Den Haag menghukum Mladic atas genosida dan kekejaman lainnya. Mladic dihadirkan di pengadilan setelah berhasil ditangkap dari persembunyian selama 16 tahun. Mladic bersembunyi setelah berakhirnya perang pada tahun 1995 hingga ditangkap 2011. Saat itu, Mladic diketahui bersembunyi di rumah sepupunya di Serbia utara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun