Mohon tunggu...
Esa Jati Manunggal Sukma Adhi
Esa Jati Manunggal Sukma Adhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Sosiologi UNS

Mengisi waktu luang dengan menulis. Suka mengamati isu sosbud, gender, dan ilmu sosial lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan "Islam Punk" di Indonesia Menikahkan Keyakinan Agama dengan Pemberontakan Musik

5 Maret 2022   14:21 Diperbarui: 5 Maret 2022   14:34 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anggota punk muslim belajar membaca Alquran di rumah komunitas mereka. Sumber gambar: reuters.com/Beawiharta

Punk Muslim bekerja untuk memberdayakan anak-anak jalanan di daerah kumuh Jakarta dengan memberikan pendidikan agama dan perlindungan sosial, dan membuat mereka berpartisipasi dalam aktivisme sosial. 

Mereka juga melawan stereotip negatif punk melalui kegiatan keagamaan untuk membantu anggota mereka berintegrasi kembali ke masyarakat arus utama.

Masih memiliki ciri-ciri yang sama dengan anak punk seperti biasanya yaitu dengan rambut berdiri atau mohawk, menggunakan anting dan rantai, sepatu boots, jaket kulit. 

Kelompok tersebut bersikeras bahwa mereka masih menganut ideologi pemberontakan dan anti-kemapanan seperti punk rocker asli Inggris. Tetapi mereka merayakan nilai-nilai Islam, bernyanyi tentang kebebasan untuk Palestina dan mengutuk penganiayaan terhadap Muslim di Timur Tengah.

Gerakan ini adalah yang pertama dari jenisnya di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, dan telah menarik ratusan pengikut di tiga kota terbesar di Indonesia: Jakarta, Surabaya, dan Bandung, dengan banyak anggota melihatnya sebagai cara yang positif untuk membuat suara mereka didengar.

Salah satu pendiri gerakan, Ahmad Zaki, berpendapat bahwa sebagai sebuah genre, punk biasanya dikaitkan dengan "kecenderungan berperilaku buruk", tetapi ia ingin mengubah persepsi orang.

"Kita dapat mengarahkan diri kita ke hal-hal yang lebih baik dan lebih positif," katanya kepada Reuters (12/4/2017). Banyak anggota Muslim Punk yang dulunya adalah artis jalanan, yang hidupnya telah berubah secara signifikan sejak bergabung dengan gerakan tersebut. Mereka sekarang didorong untuk menulis lagu mereka sendiri dan membentuk band mereka sendiri.

Saat diwawancarai Reuters,  Reza Purnama, seorang anggota dan mantan pecandu alkohol  mengatakan orang lain seperti dia perlahan-lahan berhenti minum alkohol dan lirik mereka menjadi lebih positif. "Orang-orang tidak lagi memandang rendah kami," katanya, merujuk pada stigma terhadap punk di masyarakat Indonesia yang sebagian besar konservatif (12/4/2017)

Karena punk Islami adalah tentang iman dan juga ekspresi musik, penggemar punk berkumpul setelah konser untuk berdoa dan mendengarkan khotbah bersama, sebuah ritual yang didirikan oleh pendiri grup dengan harapan dapat membawa penggemar mereka ke jalan yang lebih saleh.

Muslim membentuk hampir 90 persen dari 250 juta penduduk Indonesia dan sebagian besar dari mereka mempraktikkan bentuk Islam moderat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun