Mohon tunggu...
Suhadi Rembang
Suhadi Rembang Mohon Tunggu... Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan -

aku suka kamu suka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Es Kopi Toples dan Anomalinya

19 Desember 2018   02:14 Diperbarui: 19 Desember 2018   02:52 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi gambar dari Es Kopi, female.kompas.com)

Panas, setengah panas atau anget, dingin, hingga setengah panas setengah dingin, selalu siap sedia. Pelanggan tinggal nunjuk, Ia dengan sigap menjulurkan mata gunting untuk di seduh pada gelas dengan aneka ukuran pula.

Tetapi malam itu banyak yang pesan es kopi toples. Es kopi toples, kopinya bukan kopi sachet, tetapi kopi yang ditaruh di toples, diseduh di gelas besar dengan sedikit air panas, lalu di masukkan  bongkahan es. Kopinya cukup berasa, dengan sentuhan segar untuk pelepas dahaga. Urutan minuman seduh yang laris berikutnya adalah es teh dan jahe original yang ditumbuk dengan gagang pisau.

"prok prok prok"

Suara tumbukan daging jahe pedas di gebuk itu terdengar dengan jelas. Seketika angkringan goyang karena gebukan tersebut. Tak lama kemudian jahe panas itu sudah tersajikan di gelas montok berlatar cawan sekar jagat. Kemebul, alias nuansa jahe hangat siap disruput disepertiga malam di warung setengah angkringan.

Semakin malam, warung setengah angkringan ini semakin renyah. Anak-anak muda dan bapak-bapak sebaya, silih ganti berdatangan. Altar sepanjang ruko pasar malam itu semakin  sesak. Seakan sudah diatur siapa di posisi mana. Anak-anak muda bergerombol di atas tikar yang tersediaan di bagian belakang angkringan. 

Seakan sudah tahu dimana tempat tikarnya. Tanpa bertanya, anak-anak muda itu menggerombol dengan berlantai tikar kusam dan lama. Bagi Bapak-bapak dan yang sebayanya, dengan sarung kotak-kotak dislempangkan di dekat leher bahunya. Duduk sambil mengangkat kaki sebelah kanan di bangku, seraya berucap,


"Kopi kopi"

Tema bercakapan malam itu cukup sulit dirangkai dalam satu tema besarnya. Sebentar-sebentar, ganti tema. Tetapi jika dipaksa, tema obrolan malam itu adalah anomali semuanya. Bapak bapak yang hobby mancing, bercerita tentang ketidakpastian hasil pancingannya. 

Bapak bapak yang buruh, bercerita tentang ketidakpastian kapan garapannya kelar, disela-sela banyak kerjaan menunggunya. Bapak bapak yang tani, bercerita tentang ketidakpastian kapan hujan turun ulang, dan kira-kira pupuk dan jenis hama apa yang akan diturunkan kemudian. 

Dan setengah Bapak bapak lainnya, bercerita tentang ketidakpastian kapan libur kerja seperti Bapak bapak guru lainnya. Dan pada malam itu pula, Jakowi Prabowo menjadi isu menarik. Sebagian mendoakan Jakowi menang, sebagian menyampaikan pilihan kepada Prabowo dengan fulgar.

Berbeda dengan barisan depan. Barisan belakang cukup lengang. Sesekali tertawa bergantian, dan tertawanya pecah.  Dan mereka tampak lebih nyaman dikendalikan oleh hpnya dari pada bertutur cerita tentang sebuah anomali. Seakan begini, Persetan dengan semuanya, yang penting malam itu adalah miliknya. Hal terindah adalah ngopi bersama teman dekatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun