Sangkan Paraning Dumadi: Jalan Pulang ke Rasa Sejati
"Sangkan paraning dumadi. Saka ngendi asalmu, lan menyang ngendi pungkasanmu."
--- Pitutur Leluhur Jawa
Sarwahayu. Rahayu Sagung Dumadi.
Pernahkah kita berhenti sejenak... di tengah hiruk-pikuk hidup ini. Dan bertanya dalam diam: "Aku iki sapa? Lan aku urip iki arep menyang endi?"
Pertanyaan itu, bukan sekadar filsafat... bukan pula hanya retorika. Tapi panggilan jiwa. Panggilan sejati, untuk menempuh perjalanan pulang.
Dalam falsafah Jawa, Sangkan Paraning Dumadi bukan hanya kalimat, tapi peta hidup.
Sangkan berarti asal mula.
Paran berarti tujuan akhir.
Dumadi berarti keberadaan, ciptaan, wujud kita di dunia.
Kita ini datang dari sumber yang suci. Dari Sang Hyang Tunggal, dari Nur Sejati, dari Kesadaran Murni. Namun saat ruh diturunkan ke dunia, ia masuk ke dalam tubuh fisik. Lalu dibungkus oleh ego, oleh hawa nafsu, oleh rasa takut dan keinginan.
Lalu kita lupa. Kita lupa bahwa hidup ini bukan tempat tinggal --- tapi tempat singgah.
Kegelisahan Manusia Modern
Di zaman modern ini, banyak yang hidup seperti mesin. Pagi kerja, malam lelah, akhir pekan pelarian. Penuh target, tapi kosong makna.
Banyak orang merasa kehilangan arah, padahal semua yang dibutuhkan --- telah dititipkan di dalam diri: Rasa. Nurani. Sambung roso.
Tapi saying, kita lebih akrab dengan notifikasi HP daripada dengan suara batin sendiri. Kita lebih sering menyenangkan dunia, daripada menyentuh rasa sejati.