Mohon tunggu...
EJK
EJK Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anies Jadi Gubernur Ibukota, Ibukotanya Mau Dipindah Jokowi

20 April 2017   21:28 Diperbarui: 21 April 2017   07:00 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tentu Anda masih ingat, saat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyuono menyebut Mensesneg, Pratikno, ke kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto merupakan bentuk dukungan pencalonan Anies Baswedan. Kalau tidak ingat, ini tautannya.

Ahok sendiri merasa Jokowi di belakangnya, memang Jokowi berada di belakangnya, namun tidak pas di belakangnya, tapi di tengah-tengah..di antara dia dan Anies, hehehe. Bagi Jokowi, siapapun pemenang Jakarta its no big deal, kedua kakinya ada disana.

Terlalu pedenya Ahok hingga dia terpeleset lidah soal Al Maidah, ini sudah diprediksi jauh hari oleh Jokowi. Suatu saat Ahok akan terpeleset dengan lidahnya sendiri. Dan itu terbukti. Maka penyiapan Anies pun dirancang jauh hari sebelum kasus Al Maidah meledak.

Dan perlu diingat juga, banyak pakar strategi yang berdiri di belakang Jokowi, seperti Hendropriyono dan Wiranto. Mereka tentu sudah jauh hari mengingatkan presiden soal ini. Mereka paham, gaya dan kelakuan Ahok adalah pintu masuk untuk menjungkalkannya dari kursi presiden.

Orang-orang yang kebelet berkuasa, mafia-mafia dan kroni Cendana, Agen-agen Amerika, Cina dan semua negara yang tidak ingin kepentingannya diganggu Jokowi sangat paham hal itu. Ini peluang menggulingkan Jokowi.

Jika isu komunis tidak mempan untuk Jokowi, Ahok lah isu paling potensial sejak kasus Al Maidah. Dan wajar saja banyak pemerhati politik menganggap kekalahan Ahok adalah berkah untuk Jokowi. Paling tidak satu peluru hilang untuk menembak Jokowi.


Tapi nampaknya, isu itu masih akan tetap dipelihara. Lihat saja bagaimana Rizieq Shibab tetap mengultimatum pendukungnya mengawal sidang Ahok. Dan lihat juga hari ini Amien Rais turun gunung ke sidang Ahok.

Mereka khawatir jika masyarakat lupa akan isu senstif ini setelah kekalahan Ahok, maka tak ada lagi peluang potensial membidik Jokowi. Momentum ini sulit didapatkan lagi, jadi tetap harus dipelihara untk menghajar Jokowi sampai 2019 nanti. Bahkan mungkin harapan Amien dan Rizieq, Ahok seharusnya menang, agar ada alasan untuk chaos, lalu tentara ikut andil dengan alasan menjaga stabilitas negara. Terjungkallah Jokowi.

Euforia kemenangan Anies ini sebenarnya, perayaan atas kekalahan Ahok yang di mata masyarakat terlalu sombong. Jadi ini bukan kepiawaian Prabowo berpolitik atau warga Jakarta ingin Prabowo jadi Presiden, jelas bukan...BIG NO NO.

Orang Jakarta memilih Anies sebagai pelampiasan pada kesombongan Ahok. Sama ketika PDI-P menang di Jakarta, itu bukan karena partainya lihay meraih simpati warga Jakarta. Tapi karena ingin Jokowi jadi presiden, that's its.

Tapi Jokowi memang bedjo, orang bedjo itu susah dilawan, oleh orang pintar sekalipun. Jokowi ini, sudahlah bedjo, pintar pula. Modar kowe para lawannya. Mending merapat ke Jokowi daripada tergilas. Begitulah Jokowi, dia tak pernah mau melawan keras dengan keras. Selalu ada cara untuk mematahkan strategi lawan, yang kadang-kadang lawan sendiri merasa menang, padahal tidak. Kasihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun