Mohon tunggu...
Erwin Jatnika Rivana
Erwin Jatnika Rivana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia Chemistry 16

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sel yang Tidak Mau Mati

15 November 2019   18:40 Diperbarui: 15 November 2019   18:58 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kanker menjadi penyakit urutan pertama penyebab kematian menggeser penyakit jantung pada negara maju. Tinggal menunggu beberapa dekade lagi menjadikan penyakit kanker bertengger diposisi pertama penyebab kamatian. 

Sel kanker  merupakan sel yang terus membelah tak terkontrol dikarenakan terjadi perubahan genetik pada sel tersebut, dengan kata lain sel kanker tidak tahu kapan dia berhenti melipat ganda. 

Faktor- faktor yang dapat memunculkan kanker ialah faktor lingkungan, gaya hidup dan predisposisi genetik atau manusia yang memiliki variasi genetik tertentu yang membuat ia lebih rentan terkena penyakit kanker diantara manusia lain. 

Sebagai contoh, seorang wanita lahir dengan gen yang akan membuatnya terjangkit penyakit kanker payudara atau rahim, penyakit gen ini bisa dihindari dengan memperbaiki gaya hidup dan faktor lingkungan. Selain faktor diatas, faktor lain yang akan memunculkan kanker adalah faktor kebiasaan sosial.

Tubuh manusia tersusun oleh milyaran sel, setiap kehidupan berawal dari satu sel kemudian membelah menjadi dua, empat dan seterusnya. Beberapa sel membentuk mata, jari tangan, jari kaki dan sel yang lain membentuk organ tubuh. 

Sel normal akan tahu kapan mereka berhenti membelah dan melipat ganda. Pada orang dewasa, 50 sampai 70 juta sel mati setiap hari secara terprogram agar kita tetap sehat. 

Proses kematian sel terprogram inilah yang dinamakan apoptosis. Contoh yang paling sederhananya pada jari-jari kita. Jari-jari manusia awalnya menyatu tanpa sela, kematian pada sela jari-jari manusialah yang membuat jari berjarak satu sama lain. Bayangkan jika sel tidak mengalami apoptosis maka tangan kita akan menyatu tanpa sela.

Fakta penting yang harus diketahui ialah kanker bisa menyebabkan kematian, kunci untuk melawan kanker dibutuhkan pendeteksian sedini mungkin, telah ditemukan obat yang bisa melawan kanker akan tetapi efek samping yang ditimbulkan kepada pasien berupa rasa yang sangat menyakitkan. Oleh karena itu, para peneliti sedang mencari lagi obat yang bersahabat kepada pasien.

Cara lain untuk mengobati kanker ialah dengan radioterapi. Saat ini, lebih dari setengah kasus kanker diobati dengan ini seperti kanker payudara, paru-paru, leher rahim dan lain-lain. 

Namun radioterapi ini memiliki efek samping meskipun telah diarahkan ke area sasaran. Kulit yang terkena radiasi akan menjadi gelap dan mengeras. Jika digunakan untuk mengobati kanker pada daerah kepala dan leher biasanya akan mengakibatkan mulut kering dan mati rasa pada lidah. Ketika otak diarahkan pada radiasi maka akan mengakibatkan hilang ingatan, sulit menyesuaikan diri dengan rasa dingin dan menurunnya gairah seks. 

Meskipun memiliki efek samping yang demikian, radioterapi selalu ditempuh untuk mengobati kanker, bahkan setelah operasi pun radioterapi dilakukan agar menghilangkan sel-sel kanker yang mungkin masih tertinggal pasca operasi.

Setelah pengobatan dilakukan, maka dokter cenderung mengatakan remisi daripada sembuh. Remisi berarti sudah tidak terdeteksi lagi sel kanker pada tubuh pasien. Tetapi dalam beberapa kasus, kanker muncul kembali dalam beberapa bulan bahkan tahun setelah dikatakan remisi. Hal inilah beberapa dokter enggan mengatakan sembuh.

Apoptosis melindungi kita dari serangan kanker. Puluhan ribu sel sengaja bunuh diri agar tubuh kita sehat. Bersyukurlah kepada Tuhan YME, karena telah membuat sistem sel seperti ini agar melindungi ciptaan-Nya.

Daftar pustaka
Nurhayati Siti dan Yanti Lusiyanti. (2006). APOPTOSIS DAN RESPON BIOLOGIK SEL  SEBAGAI FAKTOR PROGNOSA RADIOTERAPI KANKER. Jakarta: BATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun