Setelah itu saya melalui lorong dimana Jend A Yani diseret oleh tentara yang meculiknya dalam keadaan bersimbah darah. Ubinnya masih sama dengan dahulu yang menjadi saksi bisu kejadian malam itu.
Terdapat kamar mandi dengan bath tuh yang berisi air. (Ketika saya menanyakan kepada guide disini kenapa bath tub tetap diisi air, hal ini merupakan permintaan dari Bu Amelia Yani, supaya kamar mandi tetap terlihat bersih. Air juga harus sering diganti. Di dalam rumah ini ada 3 kamar mandi yang semuanya ada bath tubnya dan semua terisi air.
Masuk ke dalam ruang tengah yang merupakan ruang keluarga, saya melewati pintu yang berlubang bekas tembakan pada malam itu. Tembakan yang nyasar ke lemari dan lukisan pun ada tanda bekasnya. Di ruang keluarga ini terdapat meja makan dan meja bar dimana Jend A Yani biasa makan bersama dan menjamu tamu-tamunya. Di dinding penuh dengan pigura yang berisi penghargaan.
*Di ruang keluarga ini terdapat foto anak-anak beliau yang berjumlah 8 orang. 5 anak perempuan dan 2 anak laki-laki, 1 orang sudah meninggal. Pada saat saya sedang berada disana ternyata bu Amelia Yani sedang menuju ke museum untuk sekedar mengenang peristiwa bersejarah itu setiap tahunnya. Sayang saya sudah pulang sebelum bu Amelia datang.
Di depan bar terdapat tulisan yang berisi tulisan bahwa disanalah tempat Jend A Yani jatuh ditembak.