Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bendera Kuning Berkibar

28 Oktober 2022   08:14 Diperbarui: 28 Oktober 2022   08:30 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah tiga tahun jalani masa pensiun, Ron Wood makin kasar, dan temperamental. Padahal dulunya sangat rajin ibadah.

Pendek kata, Tuhan selalu ada di dalam dirinya.

Namun perubahan terjadi kala ia kena stroke. Saat stroke pertama, kata istrinya, ia naksir seorang janda yang tinggal persis di tikungan jalan kompleks rumahnya.

Sementara kata dokter, si Ron, kebanyakan minum kopi, sigaret, dan tidur hingga larut malam. Juga sering si Ron, makan makanan yang berbahan santen.

Entah yang mana yang benar, hingga si Ron kena lagi stroke yang kedua. Dari stroke yang kedua ini, ia mulai serba naik tensinya. Marah melulu.

Usut punya usut dan bisik-bisik tetangga, si Ron ternyata tidak bisa ereksi lagi. Makanya ia tidak menganut lagi ajaran yang sempat ia tekuni itu untuk hidup mengabdi pada Tuhan. Kecuali disembuhkan kemampuan vitalitasnya itu.

Karuan, satu tahun belakangan ini istrinya justru malah senang. Sebab tidak lagi saban malam keramas untuk mandi.

Cuma kuatir saja, pada si Ron yang sering menyalah-nyalahkan Tuhan. Bisa-bisa dianggap gila sama para tetangga. Padahal masa pensiun mestinya bahagia. Hanya saja, ya itu karena tidak ada lagi yang dikerjakan maka istrinya dikerjai.

Untungnya istri Ron pelan-pelan mengingatkan agar diisi waktu dengan olah raga. Apapun itu.

Maka sejak beberapa minggu ini Ron rutin jalan kaki di sekitar kompleks perumahan. Dua kilo selama satu jam lebih ia kitari. Seminggu tiga kali.

Suatu ketika, di tengah puncak kesehatannya, meski tetap tidak bisa ereksi, dan menyalahkan Tuhan, ia sering mengejek tetangganya yang tinggal dekat bengkel sepeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun