Pemilu 2024
Pemilu 2024 masih dua tahun lagi. Cukup waktu bagi parpol peserta pemilu untuk melakukan konsolidasi dan mengenalkan partainya pada masyarakat, terutama yang baru.
Selama waktu dua tahun itu, segala kemungkinan untuk peroleh kursi parlemen Senayan sudah diperhitungkan sejak sekarang. Untuk meraih ini bukan perkara enteng, tapi ruang kompetisi yang sangat ketat.
Masing-masing partai akan menempatkan kader terbaiknya di daerah pemilihan tertentu untuk dipilih oleh rakyat. Sebab hal ini urusannya suara nasional yang akan memengaruhi pula suara di tingkat lokal, baik DPRD satu maupun dua.
Partai-partai yang mapan, seperti PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat yang meraih kursi parlemen pada 2019 lalu, masih terus menjajaki peluang untuk bisa menempatkan kadernya di parlemen.
Bukan hanya itu, partai mapan itu juga sudah mulai kasak kusuk untuk bicara tentang calon presiden dan wakil presiden potensial pada 2024 nanti.
Ada banyak berita yang muncul, misalnya AHY dan Anies akan disandingkan sebagai calon potensial presiden dan wakil presiden. Ada juga Sandiaga Uno dan Puan Maharani, kemudian Muhaimin Iskandar, dan Prabowo Subianto, serta Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil, bahkan Andika Perkasa, Airlangga Hartarto, dan kemungkinan nama calon lainnya.
Nama-nama yang disandingkan itu bukan berasal dari partai masing-masing. Tetapi berkoalisi oleh sebab sudah jatuh pesimis partainya tidak bakal meraih ambang batas pencalonan presiden yang 20 persen itu.
Karena itu pula sangat terbuka lebar bagi partai untuk bisa menerima calon potensial yang lewat hasil survei menunjukkan trend yang sangat memungkinkan untuk dicalonkan.
Capres Cawapres Parpol