Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naluri Perempuan

28 Januari 2021   15:36 Diperbarui: 28 Januari 2021   15:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, tapi apa masalahnya?"

"Saat ini aku belum mengetahui. Tapi pasti akan aku ketahui."

"Lalu untuk apa kita memperbincangkan jika tidak mengetahui sama sekali persoalan sahabatmu itu."

"Itulah gunanya teman. Aku atau kamu tidak punya persoalan saat ini, maka kita bahas persoalan teman atau sahabat kita. Barangkali saja bisa jadi cermin bila kita mempunyai persoalan yang tidak ada jalan keluarnya."

"Cermin?"

"Sahabatku ini sudah membuatku bercermin diri. Tidak semua persoalan, seberat apapun, bisa diobral sana sini. Selagi kita mampu maka simpan soal itu dalam diam."

"Tapi kamu belum tentu sekuat dirinya."

"Karena ini cermin bagi diri, maka patut diupayakan seperti itu."

"Terserah saja kalau begitu."

***

Satu bulan setelah pertemuan itu, temanku mengabarkan lewat WA. Sahabatnya wanita cantik yang bisa menyimpan rahasia hatinya itu meninggal secara mendadak. Tiada tanda-tanda yang mencurigakan atas kematiannya itu. Semua normal, dan biasa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun