Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ternyata Petruk Keliru Baca Kemungkinan

3 Juni 2020   05:55 Diperbarui: 6 Juni 2020   00:15 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jo, anda kan yang menangkap basah anak-anak malam itu?"

"Benar, om. Biar rasa mereka di kantor polisi. Naik kelas soalnya dari biscuit dan agar-agar ke AC. Kurang ajar itu!"

"Jangan begitulah, Jo. Mereka kan masih remaja. Dan, anda sendiri tau masa kecil mereka, bagaimana susahnya hidup di sini."

"Iya om. Udah tau susah eh dibikin susah pula. Biar aja, lagipula orang tua mereka, orang sekampung musuhi pula saya, istri dan anak-anak. Maling kok dibela!"

"Om kan tidak memusuhimu, Jo. Begini saja, anda cabut laporannya dan semua bisa didamaikan di sana. Daripada anda repot juga bolak balik jika nanti disidangkan."

"Ah biar saja om, Saya sudah siap jadi saksi. Ini perkara mental mereka supaya tidak berbuat hal yang sama."

"Tapi anda kan kerja di sini. Tiap hari pula. Lagian sebelum dibawa ke pengadilan. Anda juga akan diperiksa sebagai pelapor di depan polisi. Setelah itu diperiksa ulang lagi, kalau ada yang dianggap kurang oleh kejaksaan. Setelah itu anda bakal ditanya lagi. Tidak sampai sini saja, nanti jika sampai sidang, anda jadi saksi. Coba pikir Jo, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk urusan AC?"

Paijo berpikir juga. Waktu yang dihabiskan tidak cuma seminggu, malah bisa berminggu-minggu buat urusan ini. Belum lagi urusan jaga yang cuma dia seorang di swalayan. Kalau dipikir ada benarnya juga. Nanti bos yang punya swalayan, malah cari pengganti. Alasannya pasti perlu satpam yang konsentrasi pul menjaga swalayan. Dan, tidak bisa ditinggal untuk urusan atau kepentingan yang lain.

Di tengah Paijo berpikir demikian, Petruk menambahkan, lagi pula akan prihatin juga, seandainya anak-anak benar-benar masuk sel, dan dihukum. Keluar dari sel bisa saja akan naik kelas jadi pengedar narkoba, atau begal atau penjahat kambuhan. 

Dan, yang menakutkan bisa membawa teman sebayanya juga di wilayah ini untuk meniru atau mengikuti aktivitas mereka. Mereka bisa punya pengaruh kuat buat yang lainnya. 

Biar pun cuma enam bulan dikurung, katakan seperti itu, tetap saja mereka punya pengalaman baru yang lebih menjanjikan untuk peroleh taktik dan strategi melakukan kejahatan. Bisa saja. Kemungkinan itu selalu ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun