Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngabubu Read: Mengarungi Lautan Kata di Sastra Bentara

14 Maret 2025   19:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   20:33 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengisi acara Open Mic Ngabubu Read Sastra Bentara #3 berfoto bersama pimpinan dan manajemen Bentara Budaya, Kamis (13/3/2025) di Bentara Budaya Jakarta. (Sumber: Hanni Lisa Lubis/Dokumentasi pribadi)

Ruang serba guna Bentara Budaya Jakarta banjir kata-kata. Para tamu bersama-sama mengarungi makna dari setiap diksi yang terekspresikan menjelang berbuka puasa, tepatnya pada acara Ngabubu Read Sastra Bentara #3, Kamis (13/3/2025) sore.

Guru, aktivis perempuan, karyawan, pensiunan, cerpenis, manajer, dan perupa berlayar di samudera kata. Kata-kata seakan tak ada habisnya dan terus mencari ruang untuk diekspresikan, didengar, dinikmati, direnungi, dimengerti, dan (tentu saja) diingat sebagai awal baru buat refleksi diri.

Merza Gamal membawakan puisinya yang berjudul
Merza Gamal membawakan puisinya yang berjudul "Saat Musim Taat Tiba". (Sumber: Merza Gamal/ Dokumentasi pribadi)

Dipandu oleh Dwina, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta, acara berlangsung relaks, tapi sarat manfaat. Belasan karya diterbangkan dari atas panggung. Semua berisi. Ada puisi, ada nukilan cerita spiritual Islam. Ada lirik tentang ibu, pergumulan batin, dan kritik sosial, ada yang berandai-andai soal Chairil Anwar. Ada yang membawakan sajaknya sendiri, ada yang buatan orang lain.

Semua ditangkap dalam dahaga sastra setiap orang yang hadir.  Ada yang dari Jakarta, ada yang dari luar kota.

Sastra diakui bisa menjadi pembuka jalan untuk membersihkan dunia yang (makin) kotor. Seperti diungkapkan oleh General Manager Bentara Budaya & Communication Management Kompas Gramedia Ilham Khoiri, jika politik membuat dunia menjadi kotor, karya sastra membantu membuatnya menjadi bersih, setidaknya membersihkan setiap hati yang (mau) menyimaknya dengan baik.

Erry Yulia Siahaan membacakan
Erry Yulia Siahaan membacakan "Tanah Air Mata" karya Sutardji Calzoum Bahri. (Sumber: Merza Gamal/Dokumentasi pribadi)

Acara berlangsung lancar, kendati sempat mundur dari waktu yang dijadwalkan. Ini sembari menanti tamu yang masih dalam perjalanan. Maklum, hari Kamis adalah hari kerja/sekolah. Jadi, lalu-lintas tetap tak terprediksi.

Manager Bentara Budaya Ika W Burhan membuka acara Ngabubu Read Sastra Bentara #3 di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (13/3/2025). (Sumber: Erry Yulia Siahaan/Dokumentasi pribadi)
Manager Bentara Budaya Ika W Burhan membuka acara Ngabubu Read Sastra Bentara #3 di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (13/3/2025). (Sumber: Erry Yulia Siahaan/Dokumentasi pribadi)

Hadir antara lain Ika W Burhan selaku Manager Bentara Budaya. Membuka acara, Ika menjelaskan bahwa ini adalah tahun ketiga Bentara Budaya menyelenggarakan acara serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun