Mohon tunggu...
errina puspitasari
errina puspitasari Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist

Just an ordinary person with wonderful mind

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dukun Pijat

30 Desember 2012   06:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:48 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keseleo merupakan kondisi yang dapat terjadi pada seseorang apabila tidak berhati-hati dalam bergerak. Rasa sakit akibat tangan atau kaki yang keseleo benar-benar luar biasa. Aktivitas kita juga dapat terganggu karena hal tersebut. Oleh karena itu apabila anda mengalami keseleo segeralah mencari pertolongan terdekat.

Salah satu pertolongan paling tradisional dan mudah dijangkau adalah pergi ke dukun pijat. Pijat apa sajalah, mau sangkal putung atau pjat urat bisa saja dilakukan supaya keseleo segera sembuh. Nah, saya sendiri dulu sering mengalami yang namanya keselo ini. Entah karena keseimbangan yang kurang baik, saya sering berjalan menabrak kursi, terpleset lantai yang tidak licin, atau salah mendarat saat melompat. Akibatnya saya pun sering menyambangi dukun pijat.

Alkisah di dekat rumah saya ada seorang dukun pijat yang sangat unik. Beliau ini adalah seorang kakek-kakek yang usianya sekitar 80 tahunan. Sepertinya beliau sudah sangat lama menjalani profesi sebagai dukun pijat, sebab saat memijat saya beliau sering bercerita tentang track-recordnya menyembuhkan banyak orang. Keunikan yang ada pada kakek ini terletak di metode pemijatannya. Beliau menggabungkan ramuan tertentu dengan do'a. Hasilnya cukup memuaskan, keseleo saya cukup cepat hilang.

Nah, selanjutnya dalam tulisan ini saya akan menyebut dukun pijat ini sebagai Kakek.

Langkah pertama yang dilakukan oleh Kakek adalah menyiapkan semacam racikan bumbu dapur yang sudah dihaluskan. Dari pengamatan saya racikan itu berasal dari kunir, selebihnya saya tidak berani mengira atau bertanya pada Kakek. Racikan kunir ini diletakkan di selembar daun pisang yang masih hijau. Mengapa daun pisang padahal menggunakan piring plastik mungkin jauh lebih efisien dan mudah di cuci untuk digunakan kembali? Saya juga tidak tahu mengapa.

Selanjutnya Kakek akan membalurkan racikan tersebut pada bagian tubuh kita yang keseleo. Sambil dipijat pelan-pelan Kakek selalu tampak sangat konsentrasi untuk membalurkan racikan tadi secara merata. Setelah racikan kunir tadi sudah habis, Kakek akan membalurkan minyak urut merk GPU untuk melapisi bagian tubuh yang terkena racikan kunir. Kemudian Kakek kembali memijat pelan bagian tubuh yang mengalami keseleo tersebut. Waktu pemijatan tergantung dari parahnya kondisi dan banyaknya bagian tubuh yang harus dipijat. Bila hanya keseleo tangan atau kaki saja, pemijatan akan selesai dalam waktu singkat.

Sentuhan terakhir dari prosedur pemijatan yang dilakukan Kakek adalah tiupan do'a. Jadi setelah proses pemijatan selesai, Kakek akan berdo'a kemudian meniupkan angin ke arah bagian tubuh yang sudah dipijat tadi. Do'a yang dilafalkan juga kurang jelas terdengar karena dibacakan dengan sangat pelan. Hanya bagian akhirnya saja yang bisa saya tangkap yaitu Laailahaillah.

Apabila semua prosedur sudah dilakukan, Kakek akan mempersilahkan kita duduk dan menunggu sebentar di ruang tamu. Nah, saat itu Kakek masuk ke dalam rumah dan membawakan kita sejumput garam kasar. Beliau kemudian mendo'akan garam tersebut dan membungkusnya dalam kertas dan plastik. Sebelum pulang, Kakek akan menjelaskan cara pemakaian garam tersebut di rumah. Pagi hari ambil tiga jumput garam yang diberikan Kakek. Masukkan garam ke dalam air hangat sambil membaca Bismillahirrahmanirrohim. Selanjutnya aduk campuran tadi dan rendam bagian tubuh yang sakit di dalamnya. Kakek juga akan selalu berpesan bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah, bukan dari garam atau air hangatnya. Oleh sebab itu kita harus percaya pada kebesaran Allah.

Setelah semua prosedur dilakukan dan pesan sudah disampaikan, maka kita bisa pulang ke rumah. Kakek tidak mematok biaya pemijatan sehingga kita bisa memberikan imbalan seikhlasnya saja.

***

Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun