Mohon tunggu...
Ernia Inka Agustin_24107030109
Ernia Inka Agustin_24107030109 Mohon Tunggu... Difabel tunarungu

Mahasiswi Ilmu komunikasi UIN Sunan kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menemukan Rumah Kedua: Kisah Aqzal Dari Sumatera Yang Menyatu Dengan Jogja

11 Juni 2025   11:19 Diperbarui: 11 Juni 2025   11:19 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta bukan sekadar kota pelajar. Ia adalah tempat di mana banyak perantau menemukan kenyamanan, kehangatan, dan rumah yang baru. Salah satu kisahnya datang dari seorang mahasiswa asal Sumatera bernama Aqzal. Datang ke Jogja untuk menempuh pendidikan tinggi, Aqzal tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga pengalaman hidup yang mendalam dan rasa keterikatan yang kuat dengan kota ini.

Aku pertama kali mengenal Aqzal saat ia baru beberapa bulan tinggal di Jogja. Ia bercerita dengan semangat tentang betapa asingnya kota ini di awal, namun perlahan menjadi tempat yang membuatnya betah dan enggan cepat-cepat pulang.

Dari Bingung Menjadi Terpesona

"Awalnya aku agak kaget," kata Aqzal membuka percakapan saat kami duduk santai di salah satu angkringan dekat Tugu Jogja. "Aku terbiasa hidup dengan ritme cepat di Sumatera. Di sini, semuanya terasa lambat, tenang, dan orang-orangnya sopan-sopan. Tapi justru itu yang bikin aku jadi nyaman."

Saat tiba pertama kali, Aqzal sempat kesulitan mencari kos, beradaptasi dengan makanan, hingga menyesuaikan diri dengan budaya lokal. Namun perjumpaannya dengan Malioboro mengubah pandangannya terhadap Jogja.

"Malioboro itu tempat pertama yang bikin aku jatuh hati. Di sana aku merasa diterima. Ramai, tapi tetap ramah. Aku suka duduk sendiri di pinggir jalan, dengerin musisi jalanan, atau ngobrol sama pedagang. Rasanya kayak lagi di dunia yang beda, tapi menenangkan."

Wawancara Singkat : 

Apa yang membuatmu merasa nyaman di Jogja?

"Susah dijelaskan. Tapi suasananya itu, loh. Jogja nggak pernah bikin aku merasa asing. Orang-orangnya nyapa, ngajak ngobrol, bahkan tukang becak pun mau cerita banyak. Aku merasa dihargai sebagai manusia, bukan cuma mahasiswa atau orang luar."

Apa tempat favoritmu selain Malioboro?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun