Mohon tunggu...
Erna Suminar
Erna Suminar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar, sederhana dan bahagia

# Penulis Novel Gerimis di El Tari ; Obrolan di Kedai Plato ; Kekasih yang tak Diinginkan ; Bukan Cinta yang Buta Engkaulah yang Buta. Mahasiswa Program Doktor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Steve Jobs : Mencari Keteduhan Dalam Payung Filsafat Timur

4 Januari 2012   01:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:22 2018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika membaca buku Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson dengan tebal 690 halaman, saya sungguh terkejut dengan sosoknya. Steve Jobs adalah seorang genius dan kreatif yang tak bisa dipisahkan dengan Apple.Ia telahmelahirkan industri revolusionerdiantaranya ; iTunes, iPod, iBook,iPhone, iPad, dan lainnya. Dibalik kegeniusannya, pribadi yang gigih, penuh semangat serta perfeksionisia adalah pencari kedamaiansejati dan haus akan ketenangan spriritual. Semulasaya berpikir, sebagaimanalingkungan Barat yang membesarkannya,pemikiran Jobsboleh jadi pragmatis sekaligus materialis. Atau boleh jadi Jobsjauh dari kehidupan spiritual mengingat“kegilaannya’dalam bekerja. Perkiraan itu meleset,ternyata Jobs sangat merindukan ketenangan spiritual dan pengamalkeyakinan yangdisiplin. Untuk sekedar tahu saja, motifpencarian spiritual Jobs atas identitas dirinya salah satunya karena didorongoleh “pemberontakan”dan rasa terbuang dari orang tua kandungnya. Sejakbayi ia diadopsi oleh pasangan Paul Jobs dan Clara Hagopian.

Jobsberkata, “ Aku sangat tertarik dengan masalah pencerahan dan usaha untuk mengetahui siapa diriku, serta bagaimana aku menyesuaikan diri dengan semua yang ada di sekitarku.”Jobs begitu bersemangat mencari pengalaman spiritual, karena bagi Jobs, agama yang terbaik adalah agama yang menekankan pada pengalaman spiritual,bukan dogmatis.Pilihannya jatuh pada ajaran Hindu dan Zen Buddha, ajaran dari Timur. Jobsamat tertarik denganpenduduk di pedesaan India yang menggunakan intuisi.Menurut Jobs, intuisiadalah sesuatu yang amat kuat, lebih kuat daripada kecerdasan. “Sepulangnya aku ke Palo Alto,setelah tujuh bulan berada di pedesaan India, aku melihatsikap berlebihan dari Dunia Barat, serta kemampuannya untuk melahirkanpemikiran rasional. Jika kau hanya duduk danmengamati, kau akan melihat betapa gelisahnya pikiranmu. Jika kau berusaha menenangkan pikiranmu, itu hanya akan membuatnya semakin parah. Tetapi, seiring berjalannya waktu, pikiranmu akan tenang. Dan ketika hal itu terjadi maka akan ada kesempatan untuk mendengarkan hal-hal yang lebih kecil. Saat itulah intuisimu akan berkembang dan kau bisa mulai melihat semuanya dengan lebih jelas. Kau juga akan merasaberada di masa sekarang. Pikiranmu melambat, dan kau akanmelihat ruang yang amat luas pada saat semua itu terjadi. Kau bisa melihat lebih banyak dari yang kau lihat sebelumnya.”

Jobs kemudianmenekuni Zendi Los Altos Zen Center pada seorangseorangmaster keturunan Jepang,yang bernamaKobun Chino Ottogawa yang berfokus pada praktik meditasi.

1325640895740550435
1325640895740550435

Ajaran Zen Buddha

Aliran Zen (dalam bahasa Jepang) atau Chan (dalam bahasa China) yang dianut Jobs didirikan oleh Bodhi Dharma yang lahir diIndia Selatandari suku Brahma. Aliran ini bersumber dari aliran Buddha Mahayana, dimana Bodhi Dharmamenjadi seorang yang sangat tekun mempelajarinya. Pada tahun 520M, setelah ditasbihkan menjadi bhikku, ia meninggalkan India menuju Tiongkok.BodhiDharmatiba di Guang Zhou lalu berjalan menuju negeri Wei(sekarang propinsiHenan). Kemudian ia belajar meditasi di wiharaShao Lin di pegunungan SongShan, lalu ia mengajarkannya kembali kepada para bhikku disana. Kemudian Bodhi DharmadiChina dikenal dengan namaDa Mo Zu Shi atau Master Of Zen

Zen Buddhisme banyak dipengaruhi olehagama asli Tiongkok, yaituTao dan Khong Hu Cu, yang menekankan pada kedalaman jiwa yang memunculkan kesadaran murni. Ciri khas dari ajaran Zen adalahketenangan yang bekerja dalam keheningan untuk mencapainya dilakukan dengan cara meditasidengan posisi duduk bersila.Zen sangat menekankan pada hidup disiplin dan teratur dan mengarahkan seseorang menemukan pengalaman spiritual. Dalam aliran Zen, alam adalah guru kehidupan yang terbaik. Kepada alamlahmereka berguru danmenemukan makna disetiap kejadian-kejadian serta tanda-tanda dari semesta raya.Selain itu, Zen juga menekankan pada kesederhanaan, termasuk didalamnya adalah penggunaan kata-kata.Karena berkata-kata terlalu banyak menurutZen, biasanya menghalangi sesuatu untuk mendapatkanmakna yang hakiki dan mengurangi kedalaman jiwa.

Zen mengutamakan pengalaman untuk mendapatkan pencerahan. Pencerahan tersebut sering disebut dengan istilah satori. Bagi seorang penganutZen, kehidupan iniadalah manifestasi dari kebebasan.Tak perlu mereaksi berlebihan terhadap berbagaiperguliran kepedihan dan rasa senang. Kita bisa menikmati penderitaan sepertipada saat merasa bahagia, karena perguliran dualisme dalam kehidupan adalah sebuah keniscayaan.Menurut Zen, hayati dan resapi seluruhnyaserta “iya-kan” saja,sebagaimana adanya.

PengaruhZenPada Steve Jobs

Denganlatihan Zen, Steve Jobs akhirnya mampu untuk fokus, membuat skala prioritas danmenyaring setiap gangguan agar iadapat mencapaiprioritas tersebut.Latihan Zen, sebagaimana yang dituliskan di buku Steve Jobs, mengasah apresiasinya terhadap kebijaksanaan dan intuisi, menunjukkannya bagaimanamenyaringsegala hal yang mengganggu atau tidak penting, dan mendidiknya dalam keindahanyang berdasarkan pada kesederhanaan.

Namun disisi lain latihan Zen tidak cukup membuatnya tenang, sebagaimana Zen itu sendiri. Steve Jobs sering kehilangan kontrol diri, tidak sabaran dan terkadang berkata kasar yang sangat melukai orang lain. Jobs berkata, “Beginilah aku dan kau tidak bisa mengharapkan melihat diriku sebagai seseorang yang bukan diriku.” Isaacson menganalisa, sesungguhnya Jobsbisa mengendalikan dirinya, jika dia mau. Saat menyakiti orang, itu bukan karena dia kurang memiliki kesadaranemosional, melainkan sebaliknya.Dia dapat mengukur emosi orang lain, memahami apa yang ada di dalam pikirannya, dan tahu bagaimana terhubung dengan mereka, memperdaya mereka, atau menyakiti mereka dengan sengaja. Ratusan rekan kerja Jobs bahkan akhirnya mengatakan, Jobsmembuat mereka melakukanhal-hal yang tidak pernah mereka bayangkan.

Dengankepribadiannya yang dianggap kelam oleh orang-orang yang tersakiti olehnya, dan juga perjalanan hidupnya yang nampaktak begitu ‘normal’, namunbanyak hal yang telahJobs berikan kepada dunia. Dengan manis ia katakan di akhir biografinya, “ Aku senang membayangkan bahwa ada yang akan tetap hidup setelah aku mati.”

_______

Catatan :

Sumber rujukan

Walter Isaacson, Steve Jobs,Penerbit Bentang, Yogyakarta, 2011

www.jurnalmahasiswa.filsafat.ugm.ac.id

www.confucianme.

www.news.manycome.com

Sumber gambar :

www.netterdiary.blogspot.com

www.maulanusantara.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun